Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hutan Gambut di Kalteng Terdegradasi, Keanekaragaman Hayati Terancam

Hutan gambut di Kalimantan Tengah mengalami degradasi (kemerosotan) akibat kegiatan yang kurang bahkan tidak berwawasan lingkungan.
Ilustrasi lahan gambut/Istimewa
Ilustrasi lahan gambut/Istimewa

Bisnis.com, PALANGKA RAYA – Hutan gambut di Kalimantan Tengah mengalami degradasi (kemerosotan) akibat kegiatan yang kurang bahkan tidak berwawasan lingkungan, salah satunya seperti pembakaran untuk tujuan membuka lahan, mengancam keanekaragaman hayati di daerah itu.

"Degradasi yang terjadi pada hutan gambut berdampak pada risiko hilangnya keanekaragaman hayati di kawasan tersebut," kata Sekretaris Daerah Kalteng, Fahrizal Fitri, saat membuka sosialisasi Borneo Nature Foundation (BNF) program Sebangau di Palangka Raya, Kamis (28/2/2019).

Ia mengatakan lahan gambut merupakan lahan yang rapuh, sehingga setiap bentuk pengelolaan lahan akan menimbulkan dampak baru yang berpengaruh terhadap komponen-komponen di dalamnya.

Menurut dia, untuk menjaga dan memelihara hutan gambut dari degradasi yang semakin meningkat, diperlukan aksi konservasi maupun restorasi di semua tingkatan mulai dari lokal. Nasional, hingga internasional.

"Namun, kegiatan konservasi maupun restorasi tidak akan berjalan maksimal jika tidak didukung dengan penelitian dan kerjasama multi pihak dan pendanaan yang memadai," ungkapnya.

Dia menjelaskan lahan gambut tropis berperan penting dalam sistem biosfir dan berpengaruh besar pada keseimbangan iklim dunia. Salah satu hutan gambut terbesar di Indonesia, yakni hutan rawa gambut di Sebangau.

Hutan rawa ini merupakan kawasan hutan gambut tropik yang luas dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan unik serta memiliki ciri tertentu.

Beberapa jenis flora dan fauna endemik tidak ditemukan pada habitat lain serta tercatat sebagai pendukung populasi kekayaan dunia flora dan fauna yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

"Flora dan fauna itu seperti, ramin (gonystylus bancanus), jelutung rawa (dyera costulata) serta satwa dilindungi seperti orang utan, bekantan, owa serta beberapa jenis burung langka," ucap Fahrizal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper