Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi April di Kaltim 0,15 Persen

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur mencatatkan inflasi pada April 2019 sebesar 0,15 persen dengan kontribusi terbesar dari kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,46 persen, khususnya kenaikan harga tiket pesawat.

Bisnis.com, SAMARINDA – Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur mencatatkan inflasi pada April 2019 sebesar 0,15 persen dengan kontribusi terbesar dari kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,46 persen, khususnya kenaikan harga tiket pesawat.

Atqo Mardiyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur, mengatakan pada April 2019, Kota Balikpapan menyumbang inflasi yang tinggi terhadap inflasi di Kaltim yakni sebesar 0,25%. Sebaliknya, Kota Samarinda hanya menyumbang inflasi 0,07% pada April 2019.

Salah satu komponen penyumbang terbesar inflasi adalah angkutan udara karena tingginya harga tiket di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan.

“Iya itu di Balikpapan, dan waktu Ramadan bisa jadi naik lagi,” kata Atqo di Kantor BPS Kaltim, Kamis (2/5/2019).

 Atqo membandingkan, di Kota Samarinda tingginya harga tiket pesawat di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto tidak menyumbang inflasi. Alasannya, mahalnya harga tiket pesawat di Samarinda cenderung stabil ketimbang di Balikpapan.

“APT konstan tidak menyebabkan inflasi. Harga di APT terlepas agak tinggi, dia stabil tidak menyebabkan inflasi. Beda dengan Balikpapan,” paparnya.

Meski demikian tidak menutup kemudian dengan penambahan rute di Bandara APT Pranoto akan mendorong gejolak inflasi di Kota Samarinda dan berpengaruh pada inflasi di Kaltim.

Atqo merincikan, di Kota Samarinda penyumbang inflasi adalah bahan pangan sebut saja; bawang merah, bawang putih, tempe, bubur, dan kacang panjang. Sementara di Kota Balikpapan selain harga tiket pesawat, ada bawang merah, tomat sayur, pisang, dan kangkong yang juga menyumbang inflasi di kota minyak tersebut.

BPS mencatat, secara umum peningkatan indeks harga yang menyumbang inflasi selain transportasi dan komunikasi adalah kelompok sandang dengan persentase 0,30%, disusuk kelompok kesehatan dengan persentase 0,26%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,23%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,14%, dan bahan makanan 0,07%.

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni April 2018, Kaltim mengalami inflasi sebesar 0,30% dan pada April 2017 sebesar 0,13%. Inflasi tahun ke tahun pada April 2019 tercatat sebesar 2,84% dan pada April 2018 sebesar 2,76%, sementara April 2017 inflasi sebesar 4,38%.

Asal tahu saja, dari 9 kota di wilayah Kalimantan, selama April semua mengalami inflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Kota Banjarmasin sebesar 0,97%. Disusul inflasi di Kota Sampit sebesar 0,66%, disusul Tarakan sebesar 0,60%, Tanjung sebesar 0,47%, Kota Palangkaraya 0,32%, Balikpapan 0,25%, disusul Singkawang 0,23%, dan inflasi Kota Pontianak sebesar 0,21%. Adapun inflasi terendah terjadi di Kota Samarinda sebesar 0,07%. Sementara itu, indeks harga yang cukup tinggi terjadi di Tarakan dan terendah di Kota Palangkaraya.

Selain inflasi, BPS Kaltim juga mencatatkan deflasi masih terjadi di kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar -0,09%. Atqo menyatakan kondisi deflasi ini adalah penghitungan umum dari semua sektor.

“Deflasi sektor perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar ini karena ada diskon penurunan harga listrik, yang 900 kVA ke bawah,” papar Atqo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper