Bisnis.com, BALIKPAPAN - Sebagian besar pengembang di Kalimantan memilih untuk mengembangkan properti di kawasan utara dan timur Balikpapan. Khususnya di wilayah utara lebih banyak tersedia lahan kosong dengan harga jual yang lebih murah dibandingkan dengan kawasan timur.
Kabid Perumahan Disperkim Syafarudin menyebutkan kawasan utara dinilai lebih dekat dengan aktivitas kerja masyarakat yang terkonsentrasi di wilayah barat dan tengah. Sehingga dari sisi pengeluaran ntuk transportasi diharapkan lebih efisien.
“Sedangkan di Balikpapan Timur lebih mahal karena penggunaan untuk komersil misalnya industri, perkebunan, tempat kreasi. Area permukiman lebih jauh lagi Karena Pengembangannya memanjang. Sedangkan utara masih melebar,” terangnya Selasa (3/9/2019).
Adapun untuk rumah MBR, dia menyebutkan, sejak dibangun hunian masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada 2015-2019 unit yang terbangun sudah mencapai 70 persen. Berdasarkan data potensi pengembangan rumah bagi MBR di wilayah Balikpapan, total unit rumah yang akan dibangun sebanyak 23.425 unit dari 39 pengembang.
‘’Tinggal 30 persen mereka hanya tinggal membangun karena yang penting perizinan sudah lengkap,” ujarnya.
Ada pun hunian bagi MBR di Balikpapan memiliki nilai jual sebesar Rp142-Rp145 juta. Nantinya fasilitas umum harus sesuai standar hunian yang layak wajib ada. Contoh lahan yang terbesar seperti Perumahan Diamond City Land milik PT Muraker Griya Permata Asri. Hunian yang berlokasi di Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara ini memiliki luas lahan sebesar 26.810 meter persegi dan jumlah rumah yang dibangun sebanyak 3.285 unit.
Selanjutnya ada PT Jaya Sejahtera Borneo dengan nama perumahan Kartika Jala Regency di Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara. Terdapat luas lahan 450.513 meter persegi dengan jumlah rumah 2.586 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
