Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gerakan Wisata Tanam Padi Milenial Mendapat Tanggapan Positif

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji memberikan apresiasi atas inisiatif Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menggelar gerakan wisata tanam padi milenial. Didiharapkan gerakan ini dapat meningkatkan hasil panen padi di kabupaten ke-14 di provinsi itu.
Hamparan tanaman padi jenis ketan hitam/Dok. Kementan
Hamparan tanaman padi jenis ketan hitam/Dok. Kementan

Bisnis.com, PONTIANAK - Gerakan wisata tanam padi milenial di Kabupaten Kubu Raya mendapat tanggapan positif.

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji memberikan apresiasi atas inisiatif Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menggelar gerakan wisata tanam padi milenial. Didiharapkan gerakan ini dapat meningkatkan hasil panen padi di kabupaten ke-14 di provinsi itu.

"Kegiatan ini untuk menyemangati Kabupaten Kubu Raya terutama masyarakatnya agar target capaian produksi pangan terutama beras itu terealisasi di sini ada 29.000 hektar dan kalau rata-rata 1 hektar itu 3 ton dan kalau 2 kali panen bisa 6 ton gabah kering," kata Sutarmidji saat menghadiri gerakan wisata tanam padi milenial di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Minggu (3/11/2019).

Menurut Sutarmidji, 6 ton padi yang dihasilkan setiap hektarnya di Kubu Raya itu setara dengan 4 ton beras. Berarti produksi di sini lebih dari 100 ribu ton beras kalau 2 kali panen.

"Kebutuhan Kubu Raya untuk 100 ribu itu lebih dari cukup, karena kebutuhan se- Kalbar itu 546 ribu ton," sebut Sutarmidji.

Sutarmidji menambahkan, jika Kabupaten Kubu Raya sudah 100 ribu ton, Kabupaten Landak bisa 100 ribu maka Kalbar bisa surplus pangan, "karena Kabupaten Ketapang kemudian Mempawah, Sanggau dan daerah lainnya perkiraan saya kita bisa sampai 800 ribu ton gabah kering giling dan itu setara dengan 600 ribu ton beras dan itu lebih dari cukup."

Dikatakan Sutarmidji, kebutuhan Kalbar 546.000 ton setiap tahun. Sayangnya, selama ini tidak ada data tentang luas tanam yang sebenarnya.

"Selama ini di klaim 529.000 hektare, faktanya setelah diverifikasi di lapangan dengan titik koordinat koordinatnya kita cuma punya 217.000 hektar," ujarnya.

Mantan Wali Kota Pontianak selama dua periode itu juga menyatakan kurang sependapat jika ada daerah yang melakukan ekstensifikasi area tanam. Menurut Sutarmidji yang perlu dilakukan adalah intensifikasi pertanian.

"Kalau sekarang 1 hektar baru 3 ton gabah kering giling dan kita upayakan bagaimana bisa menjadi 4 sampai 5 ton, kalau bisa mencapai 4 ton gabah kering giling maka dengan luas 217 hektar kemudian 2 kali tanam berarti 435 ribu hektar kalau dia 3 ton saja maka akan ada kurang lebih 1,2 juta ton gabah kering giling itu setara dengan 800 ribu ton beras artinya kita sudah surplus," jelas Sutarmidji.

Melalui kegiatan gerakan wisata tanam padi milenial tersebut, Sutarmidji berharap Kabupaten Kubu Raya beserta Kabupaten lainnya menjadi pelopor  ketidaktergantungan beras dari luar.

Sutarmidji juga berharap pada akhir tahun 2020 tidak ada lagi beras luar yang masuk ke Provinsi Kalbar, bahkan Kalbar harus bisa mengirim beras keluar provinsi.

"Saya juga meminta Rektor Untan khususnya di Fakultas Pertanian terus mengkaji bibit yang cocok untuk pengembangan Provinsi Kalbar. Kita semangati kegiatan ini, kenapa melibatkan milenial supaya orang tuanya yang punya lahan sawah atau lahan tanam itu jangan dijual, dan anak-anaknya nanti bisa melanjutkan sehingga luas lahan tanam padi itu tidak berkurang," terang Sutarmidji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper