Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maskapai Belum Tertarik Garap Rute Baru di Kaltim

Minat maskapai penerbangan dalam menggarap rute baru dari dan menuju wilayah Kalimantan Timur belum besar karena potensi pasar yang ada belum didukung oleh infrastruktur yang memadai.
Bandara Maratua di Kepulauan Derawan./www.humaspemdaberau.com
Bandara Maratua di Kepulauan Derawan./www.humaspemdaberau.com

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Minat maskapai penerbangan dalam menggarap rute baru dari dan menuju wilayah Kalimantan Timur belum besar karena potensi pasar yang ada belum didukung oleh infrastruktur yang memadai.

General Manager PT Garuda Indonesia Airlines Tbk. (GIAA),Balikpapan Boydike Kussudiarso mengatakan seluruh rute dari dan ke Balikpapan sepanjang 2019 ini mengalami penurunan sebesar 17%.

Saat ini emiten berkode saham GIAA tersebut melayani rute dari Balikpapan -- Berau, Balikpapan-- Jakarta,  Balikpapan –Banjarmasin dan Balikpapan Yogyakarta. Alhasil sejumlah rute juga mengalami penyesuaian pada awal tahun ini.

Rute Balikpapan—Jakarta dipangkas menjadi lima kali dalam sehari dari semula 7 kali dalam sehari. Serupa dengan rute Balikpapan –Berau dipangkas menjadi dua kali sehari.

“Saat ini kami lebih menerapkan ekosistem dengan mengoptimalkan pendapatan yang ada. Dari yang kondisi sebelumnya perang harga jadi salah satu pemicu berat beratnya ongkos operasional untuk penerbangan,” jelasnya kepada Bisnis Senin (9/12/2019).

Boydike menerangkan bahwa sektor ini merupakan bisnis padat modal dengan komponen terbesar penggunaan avtur yang juga bergantung pada konversi US$ ke dalam rupiah.

“Apresiasi rupiah terhadap dollar juga memberatkan operasional. Saat ini Balikpapan--Jakarta terjadi perubahan trafik juga bukan hanya perkara operasional bandara di Samarinda. Memang ekosistem trafik,”imbuhnya.

Pihaknya pun berfokus pada rute penerbangan domestik dengan rute yang ada dan belum berencana menambah rute penerbangan baru.

Isu terkait dengan IKN diharapkan bisa secara perlahan mengerek trafik pada pertengahan tahun depan atau bahkan baru pada akhir tahun bergantung pada persiapan yang dilakuakn oleh pemerintah.

Dia pun mengharapkan pada tahun depan dunia bisnis belum banyak beranjak dari kondisi pada 2019.

“Ada hal hal yang menjadi highlight kita semua pertambahan dengan masing-masing upaya. Kami berharap ada proyek yang membantu industri pelaku usaha di Balikpapan bisa mendorong sisi performa,” tekannya.

Selain itu, di sektor pariwisata, Garuda Indonesia mencatat load factor penumpang pariwisata tujuan ke Berau tidak sampai separuhnya.

Boydike mengatakan, Berau dengan Pulau Maratuanya sebenarnya memiliki potensi bagus. Bahkan, disana juga banyak potensi pariwisata lainnya. Hanya saja, sampai saat ini keseriusan daerah masih belum maksimal.

Sejauh ini, ungkap dia, swasta yang lebih serius mengembangkan pariwisata. Bahkan, ada beberapa pulau yang dikelola pihak asing dan pernah men-carter Garuda Indonesia untuk terbang. Swasta lebih aktif mencari pengunjung dan yang memikirkan bagaimana wisatawan bisa datang.

Adapun, ujar dia, load factor tujuan Balikpapan-Berau saat ini sekitar 72%. Mayoritas masih didominasi masih pekerja atau urusan bisnis. Dan saat ini tujuan Maratua sudah tidak ada.

Menurutnya, membangun pariwisata itu butuh keseriusan. Utamanya, infrastruktur atau akses ke tujuan pariwisata di Kaltim ini masih belum bagus. Contohnya saja di Balikpapan, akses ke Hutan Mangrove jalannya kecil dan di permukiman warga. Tempat penangkaran Beruang Madu, tempatnya bagus, namun akses jalannya masuh jelek.

Berau juga demikian, banyak potensi wisata hanya saja jalannya masih kurang bagus dan di tempat pariwistanya, fasilitas dan sarannya kurang dijaga.

“Yang dulunya bagus, sekarang sudah kurang layak dan tidak bisa menarik wisatakan domestik dan asing,” tuturnya.

Dia menekankan pihaknya siap saja jika diminta membuka rute siap saja. Hanya saja, persoalannya apakah ada yang datang atau tidak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper