Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penguatan KI dan KEK di Kaltim Butuh Fokus Bersama

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono mengatakan bahwa ekonomi di Benua Etam bergantung pada batu bara.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono saat menjadi pembicara dalam Webinar Percepatan Pengembangan Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus di Samarinda, Selasa (15/6/2021).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono saat menjadi pembicara dalam Webinar Percepatan Pengembangan Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus di Samarinda, Selasa (15/6/2021).

Bisnis.com, BALIKPAPAN—Penguatan Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus di Kalimantan Timur menjadi fokus yang harus diselesaikan seluruh pemangku kepentingan agar pemulihan ekonomi di daerah ini bisa berjalan dengan cepat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono mengatakan bahwa ekonomi di Benua Etam bergantung pada batu bara. Akibatnya, ekonomi pun menjadi tumbuh relatif rendah, tidak stabil dan tidak berkesinambungan serta bergantung pada harga batu bara internasional dan cadangan batu bara.

Padahal, permintaan akan komoditas ini akan semakin berkurang sering dengan komitmen seluruh negara di dunia untuk mengurangi emisi karbon.

“Karena itu, penguatan kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus bisa menjadi solusi agar hilirisasi dan peningkatan inklusivitas ekonomi bisa terwujud di Kaltim,” ujarnya, Selasa (15/6/2021).

Tutuk mengungkapkan bahwa daerah utama penghasil batu bara di Kaltim menciptakan ekonomi yang kurang inklusif dengan tingkat kemiskinan yang relative tinggi. Selain itu, penyerapan tenaga kerja sektor pertambangan relative rendah dan cenderung padat modal.

“Dahulu Indonesia selalu dikatakan new emerging market atau sebagai macan asia. Saya pikir Kaltim [saat ini] sebagai new emerging regional economic,” paparnya.
Dia menambahkan saat ini beberapa pihak tidak menyadari hal tersebut, tapi isu pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) akan menjadi momen bagus untuk mempercepat sekaligus penguatan sumber-sumber ekonomi yang selama ini ada.

“Kehadiran kawasan industri dan KEK menjadi motor penting sebagai penggerak ekonomi Kaltim,” katanya.

Berdasarkan data yang ada, lanjut Tutuk, perbaikan ekonomi Kaltim baik secara tahunan maupun kuartalan masih relative terbatas akibat memburuknya sektor industri pengolahan dan terbatasnya pertumbuhan sektor pertambangan batubara di tengah relatif signifikannya kenaikan harganya.

“Karena memang ketika harga naik, pemegang izin tidak bisa serta merta melakukan penyesuaian dengan menaikkan produksi. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab seperti kuota, DMO [domestic market obligation], dan lainnya,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Sanny Iskandar mengatakan area pengembangan kawasan industri di luar Pulau Jawa bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk berbasis sumber daya alam.

Selain itu, Sanny menyebutkan hal tersebut juga merupakan pemicu berkembangnya pusat perekonomian baru dan pemerataan pendapatan masyarakat.

“Saya rasa sudah tepat sesuai kebutuhan juga meningkatkan ekonomi daerah,” sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper