Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Distribusi Kebutuhan Pokok Terhambat Infrastruktur

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N. Hanafi mengaku infrastruktur jalan di beberapa daerah kerap menjadi hambatan bagi pelaku usaha saat mendistribusikan kebutuhan pokok.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi./Bisnis.com
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N. Hanafi mengaku infrastruktur jalan di beberapa daerah kerap menjadi hambatan bagi pelaku usaha dalam mendistribusikan kebutuhan pokok.

“Tantangan yang dihadapi setiap daerah berbeda. Hal itu karena pembangunan infrastruktur yang terkait distribusi arus barang belum merata,” ujar Yukki saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (22/2/2017).

Dia mencotohkan di beberapa daerah, misalnya, para pelaku usaha logistik harus menggunakan kendaraan yang lebih kecil untuk mengangkut hasil pertanian lantaran jalan yang kurang memadai untuk dilalui kendaraan besar.

Saat ini, lanjut Yukki, ada 545 anggota ALFI yang menangani pengiriman kebutuhan pokok. Jumlah itu mencapai 17% dari keseluruhan perusahaan anggota organisasi.

Dia menilai saat ini setiap daerah di Indonesia memiliki keunggulan komoditas tersendiri. Namun, infrastruktur dan moda angkutan yang tersedia belum tersebar secara merata.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri berharap pemerintah dapat melibatkan beberapa badan usaha milik negara (BUMN) untuk membantu proses distribusi. Menurutnya, hal itu untuk mempercepat proses penyebaran komoditas pangan.

Hingga saat ini, menurut Mansuri, belum ada keterlibatan dalam hal peningkatan kemampuan logistik komoditas pangan. Padahal, biaya resiko yang harus ditanggung selama proses pengiriman sangat tinggi.

“Ada faktor risiko kerusakan dalam hal pengiriman barang yang nantinya ditanggung oleh pedagang ditingkat pengecer. Akibatnya, harga kembali membengkak,” ujar Mansuri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper