Bisnis.com, TARAKAN - PT Pelindo IV Tarakan sedang gencar-gencarnya menggenjot pembangunan perluasan lahan untuk penumpukan peti kemas di Pelabuhan Malundung, Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). Reklamasi ini dilakukan sejak awal 2017, ditargetkan selesai pada Februari 2018.
General Manager PT. Pelindo IV Cabang Tarakan, Suherman mengungkapkan, dalam waktu tiga bulan ke depan, area penumpukan peti kemas sudah dapat difungsikan. Sebab, progres pembangunan telah mencapai 75 persen. Dan pengerjaan sudah masuk dalam tahap pemasangan Landasan Pondasi Bawah (LPB), di zona penurunan barang. Untuk pengerjaan dilakukan lebih disiplin dengan menggunakan jalur dalam, supaya tidak mengotori jalan raya seperti pengerjaan awal.
“Kami harapkan, ini akan selesai pada akhir Februari tahun depan. Pengembangan pelabuhan ini sebagai bentuk support kepada pemerintah daerah, apalagi keberadaan pelabuhan sangat penting karena sebagai terminal keluar masuk barang,” ujarnya, Jumat (30/11/2017).
Dia membeberkan, proyek reklamasi ini menggunakan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 130 miliar, dari total Rp 2 triliun untuk pengembangan sembilan pelabuhan di Indonesia yang menjadi program pembangunan PT. Pelindo pusat.
Luasan lahan penumpukan peti kemas di pelabuhan Malundung mencapai 2 hektar dengan kapasitas tampungan mencapai 3 ribu kontainer. "Selain itu penumpukan peti kemas akan lebih rapi karena lahan yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Dia menambahkan, kapasitas penumpukan peti kemas di pelabuhan Malundung hanya dalam kisaran ratusan container, dengan tata letak yang kurang memadai karena ruang gerak kendaraan dan alat berat yang kurang mendukung. “Karena banyak kontainer, terpaksa kita tumpuk menjadi 4 susun.”
Saat difungsikan nanti, PT Pelindo IV cabang Tarakan juga akan melengkapi peralatan bongkar muat kontainer. Seperti, dengan menambah crane kontainer untuk mempercepat dan memudahkan penyusunan proses kontainer. Sebab,saat ini hanya ada dua crane kontainer jenis reach stacker milik PT Pelindo IV cabang Tarakan dan PT Salam Pacifik Indonesia Lines (SPIL) yang beroperasi.
Selain crane kontainer, nantinya juga akan dipasang transtainer. Peralatan jenis ini sudah wajib digunakan untuk terminal peti kemas (TPK) di Indonesia. Dan pelabuhan Malundung Tarakan sedang mengarah ke hal itu.