Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Rugi Hampir Rp1 Triliun per Tahun, Kaltim Butuh Bendungan Sungai Telake

Pemerintah Pusat diminta untuk segera membangun Bendungan Sungai Telake yang berada di Long Kali Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI
Bisnis.com, SAMARINDA – Pemerintah Pusat diminta untuk segera membangun Bendungan Sungai Telake yang berada di Long Kali Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.
 
Pembangunan Bendung Telake ini sangat diperlukan agar dapat mengairi sawah yang ada di Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
 
Kepala Dinas Pertanian PPU Joko Dwi Febrianto mengatakan, pembangunan Bendung Telake yang belum dibangun saat ini membuat kerugian petani di PPU dan Paser mencapai Rp810 miliar setiap tahun.
 
“Itu diasumsikan apabila Bendung Telake tadi mengairi luas lahan 21.000 hektare dimana 14.000 hektare eksisting di sebelah kanan dan 7.000 hektare di sebelah kiri yang keduanya berkolaborasi antara Paser dan PPU,” ujarnya dalam acara Rembuk Etam, Rabu (24/8/2016).
 
Pembangunan Bendung Telake ini diperkirakan akan mundur karena ada pemetaan dan review design antar sejumlah lembaga dan kementerian.
 
Joko menerangkan pembangunan Bendung Telake ini membutuhkan biaya Rp2 triliun. Dengan kerugian petani yang setiap tahun mencapai Rp810 miliar ini membuat pembangunan Bendung Telake ini akan mengalami break even point (BEP) dalam waktu 3 hingga 4 tahun.
 
“Saya meminta Pemerintah Pusat untuk segera membangun Bendung Telake ini apalagi Pusat meminta Kaltim swasembada pangan. Sumber Kaltim untuk swasembada pangan kalau kabupaten PPU dan Paser dapat panen dua hingga tiga kali dalam setahun. Selama ini panen hanya sekali dalam setahun karena sistemnya tadah hujan,” kata Joko.
 
Saat ini jaringan primer, sekunder, dan tersier yang ada di sekitar Sungai Telake sudah tersambung sehingga apabila Bendung Telake ini sudah dibangun maka bisa langsung dialirkan ke sistem irigasi persawahan yang ada di dua kabupaten ini.
 
Mimpi kabupaten PPU dan Paser memiliki sungai yang dapat dikelola one system, one receiver dan one management seperti Sungai Berantas dan Sungai Citarum.
 
Apabila ada dua sungai di Kaltim yakni sungai Telake dan sungai Mahakam dikelola dengan system ini, Kaltim akan mencapai swasembada pangan dan tidak akan ada kekurangan air di wilayah yang dijuluki Bumi Etam.
 
Permasalahan sektor pertanian yang ada di wilayah Kaltim bukan pada teknologi pertaniannya tetapi sistem pengairannya yang masih menggunakan tadah hujan.
 
“Untuk menghasilkan 3 kilogram gabah kering dibutuhkan 3.600 liter air setara 1 Kg beras membutuhkan 5.000 liter air. Enggak ada yang bisa menggantikan fungsi air di pertanian,” ucap Joko.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler