Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APBD Defisit, Ekspansi Kredit UMKM Perlu Digenjot

Kalangan perbankan di Provinsi Kalimantan Timur diminta untuk lebih meningkatkan ekspansi kredit khususnya untuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, SAMARINDA - Kalangan perbankan di Provinsi Kalimantan Timur diminta untuk lebih meningkatkan ekspansi kredit khususnya untuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kaltim Dwi Ariyanto mengatakan, memang tak dapat dipungkiri kondisi Kalimantan Timur yang tengah mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi dan terjadinya defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berdampak pada kinerja perbankan di wilayah yang dijuluki Bumi Etam.

"Memang saat ini kinerja perbankan di Kaltim masih menurun bila dilihat dari ekspansi kredit, nilai non performing loan (NPL) dan dana pihak ketiga" ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.

Namun, kondisi Kaltim yang seperti ini seharusnya tidak membuat perbankan menahan ekspansi kreditnya, tetapi justru ditingkatkan ke sektor yang prospektif seperti sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Dia meyakini sektor UMKM tidak begitu terkena dampak dengan kondisi Kaltim saat ini.

"Sektor pertambangan saat ini kan masih slow down, kontruksi juga begitu. UMKM yang saya kira tidak begitu terkena dampak kondisi Kaltim saat ini dan bank saya minta untuk dapat tingkatkan ekspansi di sektor ini," kata Dwi.

Deputi Kepala Kantor Pewakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kalimantan Timur Bidang Ekonomi dan Moneter Harry Aginta menambahkan, rasio kredit UMKM terhadap total pembiayaan di wilayah Kaltim mengalami peningkatan pada kuartal II/2016.

Kredit UMKM di wilayah Kaltim menyumbang 21,52% dari total pembiayaan kuartal II/2016, sedikit lebih tinggi dibandingkan rasio kuartal sebelumnya sebesar 21,16%.

"Walaupun secara historis mengalami penurunan, rasio ini masih diatas ketentuan Bank Indonesia yang mewajibkan rasio kredit atau pembiayaan UMKM terhadap total portfolio kredit perbankan minimal sebesar 10% pada 2016," ucapnya.

Kredit UMKM kuartal II/2016 tumbuh 4,77% (y-o-y), meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tercatat 0,97% (y-o-y).

Menurutnya, peningkatan kredit didorong oleh naiknya pertumbuhan seluruh komponen kreditnya masing-masing sebesar 4,55% (y-o-y) untuk kredit modal kerja dan 5,17% (y-o-y) untuk kredit investasi.

Berdasarkan penggunaannya, lanjut dia, kredit UMKM di Kaltim masih didominasi oleh jenis kredit modal kerja dengan pangsa sebesar 64,14% dari total kredit UMKM disusul oleh kredit investasi sebesar 35,86%.

"Berdasarkan lapangan usahanya, penyaluran kredit UMKM di Kaltim didominasi oleh sektor perdagangan dengan pangsa 44,39%, disusul olehkredit sektor pertanian sebesar 14,05%, kredit konstruksi sebesar 11,72% dan kredit sektor lainnya," tutur Harry.

Pimpinan Sekretariat Perusahaan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim Abdul Haris Sahilin menuturkan, saat ini kredit sektor UMKM Bank Kaltim hingga kuartal II/2016 telah mencapai 12% atau senilai Rp1,9 triliun dari total kredit Rp15,17 triliun.

"Kredit ke sektor UMKM ini terus kami tingkatkan. Ditargetkan hingga 2018 bisa capai 20% porsi UMKM dari total kredit kami. Terlebih, kami punya program di sektor UMKM ini 4S yakni sawit sejahtera, pangan sejahtera, ternak sejahtera, dan perikanan sejahtera," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler