Bisnis.com, SAMARINDA - Perusahaan asal Prancis siap bersaing dengan Rusia untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Kalimantan Timur.
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek mengatakan pihaknya telah bertemu dengan perwakilan dari sejumlah perusahaan asal Prancis untuk membicarakan kemungkinan investasi PLTN.
Adapun perusahaan yang dimaksud adalah Direction des Construction Navales (DCNS) dan Engie—lebih dikenal sebagai GDF Suez. Keduanya tertarik untuk membangun PLTN di Prancis meskipun pemerintah provinsi sebelumnya sudah lebih dulu didekati oleh Rosatom State Atomic Energy Corporation, BUMN nuklir Rusia.
“Saat ini tiga negara yaitu China, Rusia, dan Perancis sudah menyatakan minat untuk berinvestasi di Kaltim,” ujarnya Senin (19/10/2015).
Awang menjelaskan selain Kaltim, Kalimantan Barat dan Bangka Belitung juga berminat membangun PLTN. Dengan demikian, keputusan akhir soal siapa investor yang dipilih berada di tangan pemerintah pusat.
Sampai saat ini Presiden Joko Widodo juga belum memberikan lampu hijau terkait dengan persetujuan pembangunan PLTN.
Awang juga meminta masyarakat dan DPRD Kaltim memberikan dukungan terhadap rencana tersebut. Dia meyakini pembangunan PLTN akan membantu mengatasi krisis listrik di negara tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Advisor Bidang Energi Kedutaan Prancis Philippe Eurin menjelaskan perusahaan asal negaranya memiliki pengalaman panjang dalam hal teknologi nuklir.
Saat ini Perancis memiliki 85 reaktor aktif yang menjadikannya negara pengguna energi nuklir terbesar di dunia.
“Kami ke Kaltim untuk memperkenalkan teknologi nuklir yang dimiliki perusahaan Perancis,” ujarnya.
Eurin menjelaskan salah satu teknologi yang ditawarkan adalah PLTN bawah laut. Reaktor ini nantinya akan dibangun di kedalaman 50 meter di bawah permukaan laut.
Keunggulannya, reaktor ini relatif aman dari terjangan tsunami. Selain itu, jika terjadi pemanasan reaktor bisa cepat diatasi menggunakan air laut.