Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Merosot, Pertumbuhan Hanya Dipatok 16%

Bank Pembangunan Daerah (BPD) Provinsi Kalimantan Timur menargetkan pertumbuhan laba sebesar 16% sepanjang tahun lalu.
Bisnis.com, SAMARINDA - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Provinsi Kalimantan Timur menargetkan pertumbuhan laba sebesar 16% sepanjang tahun lalu.
 
Direktur Utama Bank Kaltim Zainuddin Fanani mengatakan, sepanjang tahun lalu perusahaan daerah ini membukukan laba bersih tahun berjalan yang diperoleh mencapai Rp329,12 miliar.
 
Perolehan laba tersebut merosot tajam sebesar 33,54% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp495,25 miliar.
 
"Tahun ini kami targetkan laba tumbuh sekitar 16% menjadi Rp500an miliar," ujarnya seusai Rapat Umum Pemegang Saham di Selyca Mulia Hotel, Kamis (14/4/2016).
 
Pendapatan bunga bersih Bank Kaltim sepanjang 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 29,3% dari Rp1,29 triliun menjadi Rp1,67 triliun.
 
Untuk pendapatan operasional selain bunga mengalami penurunan tipis sekitar 1,74% menjadi Rp175,6 miliar dari tahun sebelumnya yang senilai Rp178,75 miliar.
 
Sementara itu, beban operasional selain bunga perusahaan mengalami penaikan tajam sebesar 76% dari Rp811 miliar menjadi Rp1,42 triliun pada 2015.
 
"Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) per akhir tahun lalu sebesar 85,30% naik dari tahun 2014 yang sebesar 80,39%."
 
Aset Bank Kaltim pada akhir Desember 2015 tercatat senilai Rp22,87 triliun atau anjlok sebesar 22,15% dari tahun sebelumnya yang senilai Rp29,38 triliun.
 
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Bank Kaltim pada akhir tahun lalu tercatat sebesar 6,76%, bertambah dari tahun 2014 yang sebesar 5,07%.
 
Net interest margin (NIM) per Desember 2015 tercatat sebesar 6,03%, naik dari sebelumnya yang sebesar 4,95%.
 
"NIM ini kan standarnya tidak boleh melampui 5% tetapi ini ideal, NIM kami mencapai angka 6%, apa kami salah? Tidak karena NIMnya ini apa yang diharapkan pemilik agar dividennya besar.
 
Jadi kalau NIMnya besar itu menguntungkan pemilik. Sekarang pemerintah inginnya bagaimana keuntungan dividennya kecil tetapi bank bisa ngasih bunga kredit ke masyarakat yang juga murah dan kecil.
 
Tapi pemilik bank ingin NIMnya besar agar berpengaruh pada PADnya (Pendapatan Asli Daerah)."
 
Dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan Bank Kaltim sepanjang tahun lalu mencapai Rp14,73 triliun, anjlok sebesar 33,01% dari tahun 2014 yang senilai Rp21,99 triliun.
 
"LDR (Loan To Deposit Ratio) pada akhir tahun lalu tercatat 103,54%, naik dari 78,54%. Kenaikan ini terjadi karena berkurangnya dana pihak ketiga."
 
Dalam menjalankan fungsi intermediasinya, kredit yang disalurkan Bank Kaltim sepanjang tahun lalu juga mengalami penurunan sebesar 9,72% dari Rp17,03 triliun menjadi Rp15,37 triliun.
 
Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross per Desember 2015 tercatat sebesar 10,35%, turun tipis dari tahun sebelumnya yang sebesar 10,36%.
 
Sementara untuk NPL net tercatat sebesar 1,64%, mengalami penurunan sebesar 2,55%.
 
"Tahun ini untuk kredit kami akan tumbuhkan sebesar 1% hingga akhir tahun. NPL akan kami jaga dan turunkan pada tahun ini."
 
Sepanjang tahun ini, untuk meningkatkan penyaluran kredit Bank Kaltim pihaknya akan fokus ke sektor konstruksi seiring dengan program pemerintah yang tengah menggenjot pembangunan infrastruktur.
 
Selain itu, juga difokuskan kredit untuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui skema program kredit 4S yakni sawit sejahtera, pangan sejahtera, ternak sejahtera dan perikanan sejahtera.
 
"Tahun ini kami alokasikan kredit Rp500 miliar untuk program 4S ini. Kenaikan alokasi kredit program 4S ini naik 300% dari tahun lalu. Bunganya pun sudah kami pangkas dari 14% menjadi 9% untuk UMKM."
 
Agar kredit ini dapat terserap maksimal oleh pelaku UMKM, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan sejumlah dinas terkait di wilayah Kaltim.
 
"Kami ingin menjadi lokomotif pembangunan di daerah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan UMKM. UMKM ini andalan Indonesia di tengah perlambatan ekonomi dan kondisi yang tak menentu."
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler