Bisnis.com, BALIKPAPAN - PT Pertamina (Persero) memproyeksikan pada 2023 Indonesia akan mampu swasembada bahan bakar minyak bila proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di beberapa kilang sukses direalisasikan.
Direktur Pengolahan PT Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, kapasitas produksi minyak mentah akan bertambah pada saat itu.
Apalagi, perseroan juga telah menambah unit kilang Residual Fuel Catalytic Cracking (RFCC) yang akan memproduksi bahan bakar minyak bernilai tinggi.
"Pada pertengahan proyek langit biru Cilacap akan selesai, produksi tidak berambah tapi produksi konversi akan bertambah. Dari 191.000 barel bensin RON 88 bisa diubah jadi 91.000 barel bensin RON 92. Proyek ini untuk menyediakan bensin berkualitas tinggi bagi konsumen," jelasnya, Kamis (9/6/2016).
Kemudian pada 2019 pengembangan tahap I kilang di Balikpapan akan rampung. Kapasitas produksi kilang yang semula 260.000 barel per hari akan bertambah menjadi 360.000 barel.
Dengan demikian, kapasitas produksi seluruh kilang akan bertambah menjadi 1,1 juta barel per hari.
Kapasitas produksi seluruh kilang milik Pertamina pun diproyeksikan bisa bertambah menjadi 1,4 juta barel per hari pada 2022 setelah proyek Grass Root Refinery (GRR) berkapasitas 300.000 barel per hari di Tuban rampung dikerjakan.
Kapasitas produksi akan terus bertambah sampai 2023 saat pengerjaan proyek pengembangan di Cilacap, Dumai, Balongan dan pembangunan kilang di Bontang rampung. Kapasitas produksi akan mencapai 2 juta barel per hari, pada tahun itu.
"2023 ini memasuki era mandiri pasokan BBM. Kapasitas produksi akan sesuai dengan tingkat konsumsi, mudah-mudahan kajian ekonomi tidak meleset. Sehingga kita mulai bisa menghentikan impor. Bahkan kalau kapasitas kilang lebih besar lagi, kami bisa mulai ekspor."