Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Biaya 30%, Pengusaha Logistik Minta Direct Call dari PLBN Entikong Dibuka

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder (ALFI) Kalbar Retno Pramudya mengatakan, saat ini pengiriman ekspor barang harus dari Pelabuhan Dwikora Pontianak dan kemudian transit lagi di sejumlah pelabuhan di Tanah Air baru ke negara-negara tujuan.

Bisnis.com, Pontianak – Kalangan pengusaha logistik dan forwarder Kalimantan Barat meminta pemerintah memberlakukan aturan pelayaran langsung atau direct call dari Pintu Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong sehingga tidak tergantung kepada Pelabuhan Dwikora Pontianak saja.

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder (ALFI) Kalbar Retno Pramudya mengatakan, saat ini pengiriman ekspor barang harus dari Pelabuhan Dwikora Pontianak dan kemudian transit lagi di sejumlah pelabuhan di Tanah Air baru ke negara-negara tujuan.

“Kalau direct call maka masing-masing pengusaha ekspor Kalbar bisa menekan biaya hingga 30%. Tingginya biaya pengiriman produk-produk dari Kalbar saat ini membuat daya saing rendah karena transit dulu,” kata Retno kepada Bisnis, Kamis ( 27/10/2016).

Selain itu, menurutnya, pemerintah dinilai belum memanfaatkan akses PLBN Entikong langsung ke Pelabuhan Kuching Malaysia. Sementara itu, PLBN di Badau, Kabupaten Kapuas Hulu justru diizinkan sebagai pintu pelabuhan darat mengirim produk Indonesia ke negara-negara Asia Timur.

“Pilih kasih, ada perusahaan yang bisa kirim CPO (crude palm oil) lewat Badau tapi kami [asosiasi] tidak bisa kirim lewat sana juga. Terpaksa, selama ini kirim lewat pelabuhan Pontianak, itu sangat memberatkan.”

Padahal, menurutnya, kalau pengusaha ekspor tidak bisa kirim barang lewat Badau semestinya bisa mengirim melalui PLBN Entikong yang memiliki waktu tempuh 5 jam dari Kota Pontianak.

Oleh karena itu, pengusaha ekspor di Kalbar juga membutuhkan aturan yang berpihak kepada seluruh anggota asosiasi supaya iklim bisnis jasa ekspor di provinsi ini adil dan berdampak signifikan mengerek pertumbuhan ekonomi Kalbar.

Dari catatan Bisnis, Kalbar memiliki sektor unggulan untuk diekspor seperti karet dan barang dari karet, kayu barang dari kayu, bahan kimia anoragnik, lemak, minyak hewan dan nabati, buah-buahan dan ampas atau sisa industri makanan.

Adapun negara-negara yang menikmati produk dari Kalbar adarlah China, Jepang dan Korea Selatan.

Retno juga menekan bahwa pengusaha di Kalbar saat ini tidak bisa berharap tinggi dengan wacana kehadiran Pelabuhan Kijing Samudra yang hingga kini belum menunjukkan kepastian pembangunannya.

Pengusaha dibuat gelisah dengan belum adanya rencana pembangunan pelabuhan yang digadang-gadang bisa mengirim produk dari Kalbar langsung ke negara tujuan.

“Kan kepastian pembangunan belum, kemudian infrastruktur ke perbatasan sudah bagus jadi kita bisa memanfaatkan PLBN Entikong untuk mengirim barang ke luar negeri,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler