BALIKPAPAN – Minggu malam (31/12/2017) lalu menjadi peristiwa penting beralihnya Blok Mahakam ke PT Pertamina (Persero) dari Total E&P Indonesie (TEPI). Alih kelola Wilayah Kerja (WK) Mahakam dilakukan di Gunung Utara Club House Komplek Perumahan TEPI Gunung Utara Jalan Longikis, Balikpapan.
Bagaimanakah sejarah peralihan WK Mahakam?
Kontrak kerja sama WK Mahakam ditandatangani TEPI dan Inpex pada 6 Oktober 1966 untuk jangka waktu 30 tahun. TEPI memeroleh partisipasi dari Inpex pada akhir 1970 dan ditentukan sebagai operator.
“Di awal awal (1970) itu kami masuk, kami berusaha mengeksplorasi dengan Inpex, dari enam cuma menemukan satu sumur gas 30 juta standar kubik, waktu itu gas bukan menjadi barang komersial,” tutur Arividya Noviyanto President dan General Manager TEPI dikutip Bisnis dalam sambutan.
Karenanya Total Grup meminta untuk menutup sumur tersebut. Namun manajemen di Indonesia di bawah komando Eksploration Manajer kala itu, bersikeras meminta otorisasi mengebor satu sumur lagi.
Walhasil, masih di tahun yang sama, meski harga minyak sedang tak baik, sumur ketujuh kembali dibor yakni di Bekapai 1. Selang dua tahun kemudian, minyak pun berhasil ditemukan.
Baca Juga
“Dan kemudian pada tahun 1974 produksi dilakukan. Itulah awal cerita sukses Mahakam yang kemudian berlanjut dengan penemuan (sumur) di Handil Peciko, Tambora, Tunu, Sisi, Nubi, dan terakhir adalah di komplek South Mahakam, hari ini adalah hasil kerja keras kita bersama,” ujar pria yang sudah berkerja 23 tahun itu.
Sekedar diketahui, pada 1991, TEPI memeroleh perpanjangan kontrak selama 20 tahun sampai 30 Maret 2017. Kontrak Mahakam mengalami tambahan waktu selama 9 bulan hingga 31 Desember 2017. Penambahan ini disebabkan karena kontrak penjualan LNG diperpanjang hingga 31 Desember 2017.
Sebelum WK Mahakam berakhir, Mitra Kontrak Kerjasama WK Mahakam telah menyelesaikan seluruh komitmen finansial mulai dari bonus tandatangan sampai dengan pencadangan dana abandonment and site restoration (ASR).
TEPI juga telah mengembalikan data geologi dan geofisika (G&G), serta data non G&G secara bertahap dari 2015 sampai 2017. Selain itu, TEPI telah berkomitmen untuk menyelesaikan hak dan kewajiban yang belum dapat diselesaikan pada akhir kontrak.
Kedepan, keberhasilan alih kelola ini akan menjadi pembuktian Pertamina sebagai perusahaan migas kelas dunia dalam mewujudkan ketahanan energi nasional.