Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebakaran Teluk Balikpapan, Pertamina : Pipa Bawah Laut Pecah

Penyebab kebakaran hebat di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur akhir pekan lalu akibat ceceran minyak akhirnya mulai menemui titik terang.

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Penyebab kebakaran hebat di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur akhir pekan lalu akibat ceceran minyak akhirnya mulai menemui titik terang.

PT Pertamina Refinery Unit V Balikpapan memastikan bukan berasal dari ceceran minyak yang tumpah dari buangan kapal, melainkan dari pecahnya salah satu Undersea Pipe Line.

Sejauh ini perusahaan migas pelat merah itu masih menghitung total kerugian atas insiden ini. Hanya saja GM Refinery Unit V Pertamina Kalimantan Togar MP, kemarin dalam jumpa pers di Mapolda Kaltim mengatakan terdapat penurunan total produksi mencapai 50% pada primary process.

"Sementara untuk secondary process aman. Pipa berukuran 20 inci tebal 12 milimeter dengan usia 20 tahun bocor [diduga] akibat hentakan keras hingga bergeser sekira 120 meter," jelasnya.

Pipa itu juga masih dibungkus casing semen agar tidak berkarat direndam di air laut dan menambah kekuatannya menahan tekanan air. Pipa penyalur minyak mentah itu dipasang tahun 1998 atau sudah berusia pakai 20 tahun.

Para penyelam melaporkan pipa itu bergeser 120 meter dari posisi awalnya di dasar Teluk Balikpapan.

Adapun dia mengatakan pihaknya baru mengetahui kejadian ini setelah dilakukan pendeteksian melalui side sonar scan pada Selasa (3/4).

Hasilnya, kata dia, ditemukan kebocoran pipa bawah laut Pertamina yang menyalurkan minyak mentah dari Terminal Lawe-Lawe ke Kilang Balikpapan. Antisipasi dilakukan dengan menghentikan produksi untuk sementara waktu.

Adapun tumpahan limbah cari diduga kuat adalah minyak mentah berdasarkan Hasil uji laboratorium yang dilakukan Pertamina terhadap 10 sampel ceceran minyak dari 2 (dua) lokasi berbeda. Ada Dua parameter yang diambil guna identifikasi produk yang tumpah dan menyebabkan 5 korban jiwa melayang itu.

"Kami analisa itu 80 - 90 derajat celcius itu mendekati spesifikasi MFO (Marine Fuel Oil) yang maksimum itu di atas 60 derajat celcius [flash point]. Kemudian untuk SG [Specifiv Grafity) 0.87 spesifikasi MFO adalah 0.89. Jadi kami simpulkan ini masuk dalam golongan heavy oil," sambungnya.

Pihak pertamina akan tetap mempertahankan produksi minyaknya meskipun pasokan dari PPU telah ditutup dengan mendatangkan kapal tangker dari wilayah lain karena pertamina Balikpapan mensuplai kebutuhan minyak wilayah indonesia bagian tengah dan timur.

Di awalnya, tumpahan minyak itu dikira Marine Fuel Oil (MFO). Menurut Togar, timnya bahkan mengambil sampel tumpahan di 9 titik berbeda, kemudian mengirimkannya ke laboratorium, termasuk 1 laboratorium independen.

"Hasilnya tetap dinyatakan MFO atau bahan bakar kapal," katanya.

Namun demikian, sampel yang ke-10 menyatakan lain. Bahwa minyak yang tumpah adalah minyak mentah atau crude.

Setelah itu, lanjut Togar, Pertamina segera menurunkan tim penyelam dan melakukan pemeriksaan secara rinci jalur pipa dari Lawe-lawe ke Kilang Balikpapan.

Kebocoran atau tumpahan minyak ke laut ini pertama diketahui Sabtu (31/3) dinihari pukul 03.00 Wita. Saat masih membersihkan tumpahan minyak itu, pada pukul 10.30 di tengah laut api berkobar dari minyak yang terkumpul di bawa air surut.

Dari kejadian kebakaran itu, 5 orang tewas, 1 orang mengalami luka bakar, dan 20 orang selamat. Kapal kargo MV Ever Judger mengalami terbakar sekoci penyelamatnya setelah api menjalar dari tali kapal.

Terpisah penyelidikan Ditreskrimsus Polda Kaltim menemukan hasil berupa adanya pipa minyak milik pertamina yang berasal dari PPU menuju kilang minyak Balikpapan telah Putus dan terseret serta telah bergeser sejauh 100 meter, pipa berada dikedalaman 25 meter.

Pihak Dit reskrimsus memerintahkan kepada pihak pertamina untuk tidak melakukan kegiatan apapun terhadap pipa tersebut karena nantinya pipa oleh ditreskrimsus akan diangkat dan dikirim ke Puslabfor untuk mengetahui penyebab terputusnya pipa tersebut.

"Kami masih akan terus lakukan olah TKP," jelas Kombes Pol Yustan Alpiani Direskrimsus. Pihaknya juga sudah merampungkan pembentukan dua tim khusus.

Pertama untuk menyelidiki asal muasal api. Kemudian untuk melakukan lab forensik mencari tahu penyebab pipa patah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fariz Fadhillah
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper