Bisnis.com,, BALIKPAPAN- Pemerintah Provinsi Kaltim memandang sumber daya alam Kaltim melimpah bukan jaminan keberlangsungan layanan international direct call yang baru diluncurkan dapat terus hidup.
Sebelumnya dalam sepekan ini dua rute pelayaran langsung guna ekspor ke kawasan Asia Timur dibuka.
Pertama di Terminal Peti Kemas Kariangau 9 April lalu. Menyusul sehari kemudian di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan.
Belum berkembangnya industri pendukung yang kompetitif sehingga tidak tumbuh industri hilir menjadi alasannya.
Ekspor Kaltim pada tahun 2017 mengalami perkembangan yang sangat baik hingga US$ 14,25 juta.
Tercatat surplus ekspor migas sebesar US$ 1,84 juta dan surplus ekspor non migas mencapai US$ 12,4 juta. Secara keseluruhan mengalami kenaikan mencapai 31,5%.
Baca Juga
Namun komoditi pertambangan masih mendominasi komoditi utama ekspor mencapai 88,81%.
Disusul hasil pertanian dan perkebunan 4,54%, hasil industri kimia 3,57% dan hasil kayu olahan 2,08%. Kemudian hasil industri logam 0,10% dan hasil perikanan dan kelautan 0,31%.
"Melalui international direct call kita akan upayakan peningkatan komoditi ekspor di luar pertambangan," jelas Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak kepada Bisnis.
Saat ini produk potensial yang dimiliki untuk diekspot via rute international direct call antara lain, cangkang sawit, CPO, karet, bungkil sawit, plywood, polyester, block board, woodchip, albizia (kayu pete China) dan perikanan.