Bisnis.com, BALIKPAPAN – Anak-anak korban gempa Palu yang menetap di Kota Balikpapan saat ini mulai menjalani aktivitas belajar di beberapa sekolah setelah mendaftar sejak sepekan lalu.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan memastikan anak-anak korban gempa yang mengungsi di kota bertajuk Madinatul Iman dapat mengenyam pendidikan. Apalagi ada arahan dari Mendikbud bahwa Data Pokok Pendidikan (Dapodik) tidak perlu dicabut dari sekolah asal.
“Nanti pihak sekolah melaporkan ke Disdikbud mengenai identitas anak, kelas dan asal sekolah serta daerahnya yang memang terdampak gempa. Intinya mereka harus diterima sesuai dengan jumlah sisa rombel dan kuota,” terang Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan, Muhaimin, Kamis (25/10/2018).
Saat ini upaya yang dilakukan adalah pihak Dinas Pendidikan dan kebudayaan Balikpapan melakukan koordinasi dengan Disdikbud kota Palu, Sigi dan Donggala untuk memperbaharui Dapodik agar bisa pindah sekolah.
“Karena Dapodik tak perlu dicabut maka yang melakukan koordinasi adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Karena sekolahnya kan sudah tidak ada,” ungkap Muhaimin.
Lanjut Muhaimin, Nantinya dari Dapodik itu anak-anak korban gempa bisa mengikuti ujian atau ulangan umum bersama. Bahkan seluruh Kepala Sekolah sudah diinstruksikan untuk menerima anak-anak agar bisa kembali menempuh pendidikan formal.
“Sudah ada anak pengungsi yang diterima sekolah dan mereka mendaftar secara perorangan. Tapi saya belum dapat laporan rincinya. Kalau pengungsi yang ditampung di Asrama Haji Batakan, saya minta Lurah Manggar untuk melakukan pendataan anak usia sekolah,” paparnya.
Menurut Muhaimin, sebagian anak-anak yang ikut orangtuanya ataupun keluarganya dan mulai menetap sudah bisa sekolah. Sedangkan pengungsi yang ada di Asrama Haji Batakan belum karena masih menunggu kondisi dan situasi.
“Sudah ada yang masuk sekolah. Yang belum itu hanya pengungsi di asrama haji,” tandasnya.
Muhaimin menambahkan hasil pendataan terbaru anak korban gempa Palu yang sudah sekolah belum diterima pihaknya. “Di sana lengkap, anak SD berapa, SMP berapa, bahkan sampai jumlah mahasiswa. Kalau kemarin-kemarin kan kami melihat dulu, karena kan ada pengungsi yang cuma transit,” tutup Muhaimin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel