Bisnis.com, BALIKPAPAN — PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Utara berencana menerbitkan sertifikat deposito (negotiable certificate of deposit/NCD) senilai Rp1 triliun pada tahun ini guna meningkatkan modal usaha perseroan.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Utara (Bank Kaltimtara) Abdul Haris Sahilin mengatakan bahwa aksi korporasi tersebut rencananya dilakukan pada kuartal I/2018 dan kuartal III/2018. “Masing – masing [penerbitan] rencananya Rp500 miliar,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (2/1/2019).
Dia mengatakan Otoritas Jasa Keuangan telah memberikan lampu hijau terkait aksi korporasi ini dengan memberikan izin pada 17 Desember 2018. Saat ini, pihaknya masih menunggu persetujuan dari Bank Indonesia.
NCD adalah produk investasi mirip dengan obligasi, tetapi seluruh dana dari penerbitannya dapat dimanfaatkan perbankan untuk menjadi modal. “Kami dibantu oleh tiga sekuritas yaitu Indo Premier Sekuritas, Mandiri Sekuritas dan BCA Sekuritas,” katanya.
Haris memaparkan Bank Kaltimtara mendapatkan realisasi tambahan setoran modal dari tiga pemegang saham, yakni Pemprov Kaltara, Pemkab Kutai Barat, dan Pemkot Balikpapan. Adapun, masing – masing secara berurutan menyetorkan modal senilai Rp20 miliar, Rp4,1 miliar, dan Rp7,4 miliar. Penambahan modal ini membuat Bank Kaltimtara menjadi bank daerah dengan setoran modal terbesar ketiga di Indonesia.
“Jadi di antara 27 BPD, posisi kita masih di urutan ketiga terbesar setelah Bank DKI dan Bank Jatim,” tuturnya.
Haris menambahkan penambahan modal tersebut akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pembangunan gedung kantor serta kredit. Sementara pada tahun mendatang perseroan juga akan tetap memasukkan rencana penambahan modal yang saat ini masih diproses.
“Walaupun kita belum IPO [initial public offering] dan 100% saham dari modal pemerintah daerah, tapi [Bank Kaltimtara] tetap komitmen untuk melakukan pengembangan. Rencananya, tahun ini akan ada penambahan penyertaan modal lagi dari beberapa daerah di antaranya Pemkot Bontang senilai Rp50 miliar,” tukasnya.
Penyaluran KUR
Bank Kaltimtara kembali mendapatkan tugas untuk menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) per Mei 2018. Selama periode Mei – Desember 2018, perseroan tercatat telah menyalurkan KUR senilai Rp184,31 miliar.
“Target kita tahun ini Rp175 miliar hingga Desember 2018. Dari catatan pada September lalu telah mencapai Rp101,69 miliar dan digenjot pada tiga bulan terakhir untuk penyaluran KUR di Kaltimtara hingga akhir tahun ini mencapai Rp184,31 miliar,” kata Direktur Utama Bank Kaltimtara Zainuddin Fanani.
Kredit penyaluran modal dengan suku bunga 7% tersebut ternyata disambut baik oleh masyarakat khususnya wilayah Samarinda dan Balikpapan. Perinciannya, penyaluran KUR untuk mikro mencapai Rp18,59 miliar, sementara untuk kredit kecil mencapai 165,72 miliar dengan total debitur mencapai 2.109 nasabah.
“Komitmen kami untuk menggerakkan perekonomian rakyat cukup tinggi, bisa dilihat dari pertumbuhan penyaluran kredit dalam kurun waktu tiga bulan terakhir mencapai 81,24%. Dengan letak geografis Kaltim dan Kaltara yang luas, kami berupaya menjangkau pelayanan hingga ke daerah terluar Kaltimtara,” papar Zainuddin.
Berbagai strategi juga dilakukan oleh Bank Kaltimtara di antaranya adalah menjaga kualitas kredit dengan berperan aktif menjembut setoran nasabah yang tengah melakukan aktivitas pusat perdagangan.
Demikian halnya perihal mencari debitur juga harus ekstra keras. Karena sebagian sudah terdaftar di kementerian sebagai nasabah bank penyalur KUR lain. Seperti diketahui, Bank Kaltimtara tidak boleh menyalurkan KUR ke nasabah yang sudah mendapatkan KUR dari bank lain.
“Untuk menjaga sistem kepercayaan nasabah, kami juga melakukan pendekatan secara bertahap dengan turut membuka lapak di pasar atau bekerjasama dengan pihak pasar, untuk membantu mempermudah mereka melakukan transaksi keuangan,” katanya.