Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkenalkan alat pletes purun kepada perajin anyaman purun di Kampung Purun (Banjarbaru) untuk membantu peningkatan produktivitas.
Alat pletes purun adalah sebuah alat terbuat dari bahan besi dengan bagian utama dua buah batangan besi yang berfungsi sebagai penggilas batang purun agar dapat pipih.
Peneliti Balai Penelitian Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Banjarbaru (BP2LHK) Marinus Kristiai Harun mengatakan, alat itu diciptakan untuk mengganti teknologi alat tumbuh dengan alat pletes purun.
"Kami memandang perlu untuk mengganti teknologi alat tumbuk dengan alat pletes purun karena kelemahan yang dioleh dengan alat tumbuk mengalami pecah batang. Sedangkan jika diproses dengan alat pletes, purun tidak mengalami pecah batang," kata Marinus dari siaran pers KLHK dikutip Bisnis, Jumat (14/6/2019).
Keberadaan purun sangat penting, oleh karena itu BP2LHK Banjarbaru mengembangkan sistem paludikultur, yakni budidaya tanaman yang adaptif terhadap genangan air tanpa melakukan pengeringan lahan atau drainase.
BPLHK telah meneliti sistem paludikultur ini salah satunya ekonomi purun. Marinus mengutarakan, pihaknya menjajaki pemasaran olahan purun berupa tali purun untuk memenuhi kebutuhan perajin di Wates, Kulon Progo dan Sukoharjo.
Marinus juga mensosialisasikan batang purun sebagai pengganti sedotan (straw) berbahan plastik. Marinus berharap hal tersebut dapat mengurangi limbah plastik dan meningkatkan nilai ekonomi purun.