Bisnis.com, JAKARTA – Anomali kinerja industri ritel modern juga melanda pelaku usaha di Balikpapan. Pertumbuhan dirasa masih berat.
Maxi Swalayan, salah satu toserba lokal di Kalimantan Timur salah satu yang merasakannya. Pemilik Maxi Swalayan, Sony Yuwono mengatakan bahwa bisnis ritel di daerahnya seret.
“Kurang bergairah. Alasannya daya beli menurun. Selain itu persaingan makin banyak,” kata saat ditemui pekan lalu di tokonya.
Sony menjelaskan bahwa bisnisnya hanya tumbuh sekian persen saja. Meski berat, dia beruntung usahanya masih tetap hidup. Inovasi yang membuat Maxi tetap ada.
“Kita selalu ada program, promo, diskon, dan pemberian hadiah. Itu yang selalu kita pakai terus agar konsumen happy,” jelasnya.
Sony menuturkan bahwa dengan rencanya ibu kota negara baru yang akan pindah ke Kalimantan Timur, harapannya bisnis ritel bisa lebih baik.
“Berkah ibu kota baru saya optimistis perubahan ekonomi semakin baik. Kalau tidak ada ibu kota baru, apa yang mau kita jual? Tambang habis. Kayu habis,” ucapnya.
Sejak 2017, sejumlah merek ritel modern internasional ternama telah menyatakan diri hengkang atau menutup bisnisnya di Indonesia. Merek-merek tersebut antara lain 7eleven, Banana Republic, Dorothy Perkins, New Look, dan Clarks.