Bisnis.com, BALIKPAPAN - Program kartu prakerja yang menjadi salah satu kampanye andalan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin saat pemilu lalu akan dimulai paling cepat April nanti. Wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat menjadi awal percobaan. Untuk skala nasional pada Agustus.
Kepala Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Balikpapan Suhartono mengatakan bahwa kartu prakerja belum bisa diterima oleh masyarakat yang belum berpenghasilan di wilayahnya. Ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi.
"Dipersyaratkan harus ada jaminan. Misalnya kita buka kelas pengelasan. Nah, kartu prakerja harus punya jaminan. Artinya dalam satu bulan setelah latihan peserta harus sudah bekerja," katanya saat ditemui di ruangannya, Selasa (25/2/2020).
Suhartono menjelaskan bahwa kalau tidak ada jaminan itu, kartu prakerja tidak ada manfaat. Selain itu, harus ada hitam di atas putih perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra BLKI Balikpapan.
Syarat kedua ini juga tidak bisa dipenuhi karena tidak ada satupun bentuk kerja sama dengan perusahaan. Perjanjian secara tertulis sudah terputus sejak lama.
"Tapi pada prinsipnya perusahaan mendukung BLK. Artinya mereka selalu terima untuk latihan magang. Tapi kalau penuh ditolak," jelasnya.
Suhartono juga tidak bisa memastikan apakah akan mengupayakan untuk memenuhi persyaratan tersebut. Pertengahan tahun nanti dia pensiun dan penggantinya tak terlihat mengupayakan program prakerja.
"Kayanya masih dingin-dingin saja. Jadi pengelola baru ini belum ada semangat yang mengebu. belum kelihatan," ucapnya.
Kartu prakerja merupakan program yang diberikan kepada pencari kerja atau pekerja yang mendapatkan pelatihan vokasi (skilling dan reskilling). Skilling menyasar pada mereka yang baru lulus sekolah atau kuliah. Sementara reskilling untuk mereka yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) atau berpotensi PHK.
Fokus pemerintah dalam program Kartu Pra Kerja ada dua yaitu mempersiapkan angkatan kerja supaya terserap untuk bekerja dan menjadi wirausaha serta meningkatkan keterampilan pekerja yang dalam status PHK melalui upskilling dan reskilling agar semakin produktif dan berdaya saing.