Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pandemi virus corona atau Covid-19 berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Balikpapan, apalagi jika diberlakukan pengetatan sosial selama 3 bulan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Bimo Epyanto mengatakan bahwa pertumbuhan di Kota Minyak diproyeksikan pada 2020 hanya mencapai 1,8 persen hingga 2,3 persen, apabila diberlakukan pengetatan sosial selama 3 bulan.
Jika pengetatan berlangsung selama sebulan, produk domestik regional bruto (PDRB) bisa lebih baik. Kisarannya di level 3,8 persen hingga 4,3 persen.
Namun, apabila pemerintah Balikpapan menetapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), PDRB diperkirakan 3,4 persen sampai 3,9 persen, apabila diberlakukan selama sebulan.
PSBB dalam rentan waktu 3 bulan bisa lebih buruk lagi. Pertumbuhan diperkirakan anjlok di 0,3 persen sampai 0,8 persen. “Ini skenario terburuk bagaimana dampak dari PSBB. Angka itu muncul kalau tidak ada stimulus, penanganan virus corona berkepanjangan dan belum menunjukkan perbaikan. Ditambah tidak berproduksinya kilang Pertamina,” kata Bimo melalui konferensi video, Rabu (29/4/2020).
Bimo menjelaskan bahwa sektor yang lesu karena corona adalah perdagangan, makanan-minuman, transportasi, industri pengolahan, dan konstruksi. Akan tetapi masih ada juga yang tumbuh, yaitu informasi dan komunikasi.
“Penurunan jumlah wisatawan, okupansi turun drastis, penutupan moda transportasi berakibat penurunan penumpang baik jalur darat, udara dan laut. Kemudian terhambatnya kegiatan kontruksi proyek strategis,” jelasnya.
Sebelumnya, Nilai PDRB Balikpapan tahun lalu meningkat jadi Rp101,547 trilun dari angka Rp95,16 triliun pada 2018. Laju tersebut meningkat sebesar 4,75 persen.