Bisnis.com, BALIKPAPAN—Bank Indonesia melakukan seleksi kepada 40 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) agar mampu Go-Export.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur, Tutuk S.H Cahyono menyatakan melalui Export Coaching Progam (ECP) – Akademi Ekspor Kaltim (AEK), sebanyak 40 UMKM di Kalimantan Timur terpilih dari ratusan pendaftar setelah melalui proses seleksi yang ketat.
"Dalam pelatihan ini antara lain diberikan materi mengenai ekspor, pengembangan pasar dan produk sampai proses business matching dengan buyer hingga UMKM berhasil melakukan ekspor," ujarnya, Selasa (25/5/2021).
Selanjutnya, dia mengungkapkan bahwa pihaknya di awal akan menggelar workshop kepada 40 UMKM Kaltim terpilih dan juga stakeholder terkait baik dari pemerintah daerah, perbankan, maupun instansi vertikal.
Dimana, dari 40 UMKM tersebut akan mengikuti workshop dan verifikasi mulai 25 hingga 28 Mei 2021.
"Nantinya diseleksi menjadi hanya 30 UMKM yang mendapatkan fasilitas pendampingan sampai dengan akhir tahun 2021," ungkapnya.
Lebih lanjut, Tutuk menjelaskan bahwa Program ECP ini merupakan program lanjutan dari kelas “Bagaimana Memulai Ekspor” dan “Prosedur Ekspor” yang bekerja sama dengan PPEI Kementrian Perdagangan RI
Dia melanjutkan, komoditas UMKM terpilih untuk diekspor tersebut wajib memenuhi standar di 3 aspek yaitu aspek kualitas, aspek kuantitas, dan aspek kontinuitas.
"Sebagian besar produknya makanan, lidi nipah, rotan, perikanan, kmai mendorong produk yang ada daya saing," terangnya.
Selain itu, Tutuk menjelaskan dengan semakin banyak UMKM yang melakukan ekspor, maka dapat mendukung program Pemerintah Provinsi Kaltim dalam menciptakan 100 eksportir dari UMKM sampai tahun 2023 untuk pertumbuhan ekonomi Kaltim yang berkelanjutan melalui penguatan UMKM.
"Kami berkolaborasi dengan Disperindagkop Kaltim dan juga perbankan karena pada saatnya mereka akan membiayai, [seperti] BPD Kaltim dan Himbara serta Balai Karantina dan Bea Cukai," jelasnya.
Adapun, dia beserta seluruh stakeholder di Kaltim mengharapkan bahwa program tersebut bisa mendorong UMKM untuk dapat naik kelas menjadi UMKM Go-Export yang pada akhirnya bisa mewujudkan pertumbuhan ekonomi inklusif di Kaltim.
"Kalau suatu daerah mampu menembus pasar luar negeri maka produknya berdaya saing. Kalau di dalam negeri aja bisa tergantikan aja sekarang," pungkasnya.
Sebagai informasi, pendampingan terdiri dari 8 tahapan yang berjalan dari bulan Mei hingga Desember 2021. Dimana, UMKM juga akan didampingi dan disurvei secara langsung oleh tim fasilitator selama program berjalan.