Bisnis.com, BALIKPAPAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatat nilai tukar petani (NTP) terjadi penurunan sebesar 0,57 persen pada Juni 2021 atau sebesar 106,71 dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya.
Kepala BPS Kalsel Yos Rusdiansyah menyatakan penurunan NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,45 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,12 persen.
“Angka ini menunjukkan petani mengalami kenaikan dalam hal perdagangan ketika tingkat rata-rata harga yang diterima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayar untuk konsumsi rumah tangga dan biaya produksi,” dikutip dalam rilis BPS Kalsel, Kamis (1/7/2021).
Penurunan terbesar disumbang oleh subsektor tanaman pangan mencapai 1,43 persen dan hortikultura turun sebesar 1,20 persen.
Selanjutnya, subsektor peternakan naik 1,81 persen dan subsektor perikanan mencapai 0,69 persen.
“Sementara subsektor tanaman perkebunan rakyat tidak ada perubahan,” terangnya.
Adapun, indeks harga yang diterima kelompok padi terjadi penurunan 1,45 persen, tetapi kelompok palawija naik 0,64 persen.
“Turunnya kelompok padi karena dibeberapa Kabupaten gabah unggul sudah mulai panen sehingga terjadi penurunan harga. Untuk Kelompok palawija mengalami kenaikan terutama disebabkan naiknya harga komoditi jagung, ubi jalar dan komoditas lainnya,”
Adapun, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) mencapai 107,99, dimana kegiatan usaha pertanian yang dilakukan petani mengalami kenaikan yaitu tingkat rata-rata harga yang diterima naik lebih cepat dibandingkan tingkat rata-rata harga yang dibayar untuk biaya produksi.
“Berarti kegiatan usaha yang dilakukan petani memberikan keuntungan,” pungkasnya.