Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Strategi BSI Tumbuhkan Bisnis Sekaligus Bertahan Hadapi Pandemi

Area Head Kalimantan Timur Kalimantan Utara PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Affan Mawardi menyatakan sebelum mulai menjalankan bisnis pihaknya memahami target segmen dan preferensinya melalui sejumlah riset.
Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Bisnis Perbankan Syariah Bertumbuh Pada Masa Pandemi secara daring oleh Kantor Perwakilan Bisnis Indonesia Balikpapan, Selasa (13/7/2021).
Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Bisnis Perbankan Syariah Bertumbuh Pada Masa Pandemi secara daring oleh Kantor Perwakilan Bisnis Indonesia Balikpapan, Selasa (13/7/2021).

Bisnis.com, BALIKPAPAN -- Perbankan syariah melakukan sejumlah upaya untuk menumbuhkan bisnisnya dan strategi bertahan ditengah pandemi Covid-19.

Area Head Kalimantan Timur Kalimantan Utara PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Affan Mawardi menyatakan sebelum mulai menjalankan bisnis pihaknya memahami target segmen dan preferensinya melalui sejumlah riset.

Oleh karena itu, didapatkan hasil bahwa sebesar 44 persen muslim Indonesia sangat concern dengan keyakinannya, sehingga BSI memilih segmen universalist yang memiliki preferensi fungsional dan sosial serta segmen conformist yang konservatif dengan preferensi halal dalam menggunakan layanan perbankan syariah.

Selain itu, hasil lainnya menyatakan sebanyak 72 persen penduduk Indonesia tertarik pada digitalisasi sehingga BSI memilih segmen pioneer yang antusias terhadap perubahan teknologi dan pragmatis yang adaptif.

“Dua hal ini yang menjadi backbone bisnis kami,” ujarnya dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Bisnis Perbankan Syariah Bertumbuh Pada Masa Pandemi secara daring, Selasa (13/7/2021).

Lebih lanjut, Affan menekankan pada empat bingkai strategi untuk bertahan di tengah pandemi diantaranya yaitu, manajemen pendapatan, pengendalian pengeluaran, stakeholder management, dan infrastruktur teknologi.

Dia mencontohkan, adanya strategi untuk menjaga pendapatan tetap tumbuh pada pembiayaan yang selektif, memperkuat bisnis digital, dan meningkatkan pendapatan fee base gadai.

Kemudian, meningkatkan dana yang tidak sensitif terhadap pricing untuk menekan cost of fund, sekaligus menjaga reputasi tetap aman dari dampak pandemi melalui pola komunikasi yang efektif.

“Apa yang menjadi rahasia dapur sehingga tetap bertumbuh di tengah pandemi? Kami membangun fundamental yang baik dari 4 tahun lalu, tidak ada yang terjadi tiba-tiba,” katanya.

Dia mengakui tidak bisa melakukan penetrasi pada semua lini sehingga memilih fokus kepada subjek yang telah dikaji pada tahun-tahun sebelumnya dan memilih segmen dengan source of income yang terjaga serta memperkuat pelayanan digital.

“Rahasianya ketepatan memilih segmen pasar. Ketika kami memilih segmen tertentu, alokasi sumber daya benar-benar dapat dioptimalkan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Pada tahun 2019, total aset keuangan syariah Indonesia telah mencapai US$99 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$86 miliar.

Peningkatan terbesar berada pada sektor perbankan syariah dengan kenaikan US$10 miliar dari tahun sebelumnya US$28 miliar menjadi US$38 miliar, diikuti dengan peningkatan sukuk dari US$51 miliar menjadi US$57 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper