Bisnis.com, SAMARINDA –- Balai Pengelolaan Air Minum Banjarbakula mencatat realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp10 miliar sepanjang 2021.
Kepala Balai Pengelolaan Air Minum Banjarbakula Nazaruddin Alhaida menyatakan capaian tersebut setara dengan 68,7 persen dari target capaian PAD tahun 2021 sebesar Rp16 miliar.
Dia menambahkan, target tersebut sulit terealisasi karena jika sesuai dengan capaian tahap pertama sebanyak 250 liter per kubik, pihaknya hanya akan menghasilkan pendapatan mencapai Rp14,5 miliar.
“Jadi kurang sekitar 1,5 miliar karena produksi kami dibatasi di tahap pertama 250 liter per kubik. Ini juga berdasarkan program dari pusat,” kata Nazaruddin.
Menurutnya, apabila tahap pertama sebanyak 250 liter per kubik sudah terpenuhi, selanjutnya tahap kedua sebanyak 500 liter per detik akan digunakan.
Kendati demikian, Nazaruddin menjelaskan untuk tahap kedua baru mencapai tahap pembangunan yang diperkirakan baru akan selesai pada akhir tahun.
“Jadi nanti tahun 2022 baru bisa dilaksanakan tahap dua 500 liter per detik, dengan cakupan pendistribusian ke dua PDAM yaitu PDAM Intan Banjar dan PDAM Tanah Laut,” jelasnya.
Di sisi lain, PDAM bandarmasih dan PDAM Batola juga menunggu pembangunan intake air baku di Sungai Batang, Kabupaten Banjar.
“Untuk tahun 2022 hanya dua PDAM yaitu Intan Banjar dan Tanah Laut. Namun untuk 2023 baru kita mendistribusikan ke PDAM Bandarmasih dan Batola,” terang Nazaruddin.
Adapun, dia berharap kedua PDAM tersebut pada tahun 2022 dapat menghabiskan 500 liter per detik, sehingga pemerintah pusat akan kembali membangun intek dengan kapasitas yang lebih besar lagi.
“Kalau kita berhasil di tahap dua 500 liter per detik maka Pemerintah Pusat akan memberikan bantuan pembangunan intek yang lebih besar lagi,” pungkasnya.