Bisnis.com, BONTANG—Optimalisasi peran dalam menekan persoalan sampah menjadi salah satu komitmen utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terhadap lingkungan yang direalisasikan pada berbagai program dan inovasi sebagai wujud implementasi aspek environmental, social and governance (ESG) secara konsisten dan bertanggungjawab dalam aktivitas bisnis perusahaan.
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengungkapkan persoalan sampah merupakan salah satu isu global yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara penyumbang sampah terbesar di dunia. Kondisi ini membutuhan komitmen dan kesinambungan upaya untuk menekan penumpukan sampah yang terus terjadi, tak hanya dengan mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah tapi juga peran serta korporasi secara kontinyu.
Salah satu upaya dilakukan PKT bersama Pemkot Bontang melalui inisiasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bessai Berinta sejak 2018, sebagai tempat pemilahan untuk mengurangi volume sampah yang disalurkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini melihat data produksi sampah Kota Bontang yang mencapai 80-85 ton perhari, dan berpotensi meningkat jika tidak diikuti upaya penanganan serta penanggulangan secara optimal.
"TPST Bessai Berinta merupakan salah satu upaya PKT mendukung pengurangan jumlah sampah di lingkungan perusahaan maupun Kota Bontang, dengan konsep pemberdayaan masyarakat untuk pengolahan dan pemilahan sampah," ujar Rahmad.
Program TSPT Bessai Berinta digagas sebagai tempat pengolahan sampah terpadu, sekaligus menjadi wadah edukasi pengolahan sampah bagi masyarakat Bontang. Masyarakat pengelola program yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dibekali kemampuan pengelolaan dan pemilahan sampah, didukung teknologi dan perangkat untuk memaksimalkan proses. Pengembangan program TPST Bessai Berinta juga langkah PKT memberdayakan masyarakat, khususnya di lima Kelurahan dan satu Kecamatan di Bontang. Di antaranya Kelurahan Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah, Gunung Elai, Api-api, Bontang Kuala serta Kecamatan Bontang Utara secara umum.
Program ini juga melakukan pendampingan bagi Bank Sampah Unit (BSU) di tiap Kelurahan Kota Bontang, dengan mendorong masyarakat memilah langsung sampah rumah tangga untuk memperoleh manfaat berupa tabungan, dikonversi dari total sampah yang dikumpulkan setiap hari. Saat ini sudah terdapat 22 BSU di seluruh Kelurahan Kota Bontang, dengan produktivitas yang terbilang tinggi untuk jenis sampah organik hingga anorganik.
Mulai 2020, implementasi program tersebut ditingkatkan melalui inovasi pengolahan sampah sisa makanan dengan budi daya Black Soldier Fly (BSF) guna memunculkan nilai ekonomi tambahan dengan target peningkatan produksi yang lebih besar. Hal ini mengingat BSF mampu menghasilkan berbagai produk seperti kasgot (kompos padat), lindi (kompos cair) hingga larva yang bermanfaat untuk pakan ternak.
"Pengembangan program BSF berhasil membina dua kelompok baru di Kelurahan Loktuan dan Api-api Bontang Utara, serta mampu mengolah 974.538 Kilogram (Kg) sampah sisa makanan dan 16,69 Kg larva maggot dalam satu tahun," ujar Rahmad.
Guna memperkuat program, pada pertengahan 2021 kelompok pengelola TPST Bessai Berinta juga dibekali peluang pembuatan Dry Maggot sebagai turunan BSF, sehingga bisa dikembangkan pada produk yang lebih bernilai karena mengandung asam amino dan protein yang bisa diekstrak untuk berbagai kebutuhan industri seperti make-up, kompos, pakan ikan hingga pupuk cair. Pengembangan potensi dry maggot ini juga didukung PKT berupa pengembangan infrastruktur bangunan budi daya maggot, penyediaan sarana prasarana hingga penyediaan kemasan produk dry maggot.
Melalui bekal yang diberikan, potensi maggot didorong lebih optimal untuk dikelola mulai skala rumahan, menengah hingga industri yang bisa memberi dampak serta nilai ekonomi bagi masyarakat. Hal ini sekaligus memotivasi pengembangan pengolahan limbah organik untuk kepentingan lingkungan, sekaligus upaya pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), karena jika sampah organik dibiarkan cukup lama dapat menghasilkan gas metan yang berpengaruh terhadap ozon.
"Jika inovasi ini diterapkan mulai skala rumah tangga, sampah organik pun dapat lebih ditekan karena bisa diolah sendiri menjadi maggot dan tidak perlu dibuang langsung ke TPA. Hal ini yang terus kami dorong di masyarakat," tambah Rahmad.
Sejalan dengan tema "Kelola Sampah, Kurangi Emisi, Bangun Proklim" pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022, berbagai kebijakan dalam menekan jumlah sampah khususnya plastik telah diterapkan PKT sebagai bentuk komitmen perusahaan menjalankan aktivitas bisnis berbasis lingkungan. Mulai dari mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai, meminimalisasi makanan dan minuman dengan kemasan plastik, hingga daur ulang pemanfaatan limbah karung reject menjadi barang bernilai ekonomis.
Begitu juga dalam meningkatkan kesadaran insan perusahaan, turut disikapi PKT dengan mendirikan Bank Sampah, sebagai dorongan semangat bagi karyawan beserta keluarga untuk pengumpulan serta pemilahan sampah dimulai dari rumah tangga dan lingkungan tempat tinggal. Keberadaan bank sampah ini pun diarahkan pada optimalisasi pengelolaan sampah yang dikumpulkan, untuk diolah kembali menjadi barang bernilai guna. Semangat ini juga didukung Persatuan Istri Karyawan PKT (PIKA PKT) melalui Gerakan Sapu Bersih Sampah, sebagai rutinitas baru dalam menumbuhkan kesadaran bersama untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
"Hal ini bagian dari fokus utama PKT terkait implementasi ESG dengan optimalisasi pengelolaan sampah, untuk mendorong pengendalian dampak perubahan iklim yang dimulai dari lingkungan terkecil melalui pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle)," lanjut Rahmad.
Ke depan, penanganan persoalan sampah akan terus diperkuat PKT dengan berbagai langkah konkret, baik di lingkungan perusahaan maupun masyarakat secara luas. Hal ini telah menjadi komitmen PKT untuk terus berkontribusi dalam mengembangkan manfaat bagi masyarakat sekaligus upaya mitigasi terhadap perubahan iklim.
"Utamanya membangun kesadaran bersama untuk lebih peduli terhadap sampah, dengan berbagai aksi nyata penyelamatan lingkungan dalam mewujudkan keseimbangan antara profit, people dan planet sebagai salah satu misi perusahaan," pungkas Rahmad Pribadi.