Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Tembus 4,97 Persen, TPID se-Kalimantan Siapkan Rencana Jangka Panjang

Inflasi tertinggi di Kalimantan terjadi di Kalimantan Tengah sebesar 6,40 persen (yoy) dan yang terendah di Kalimantan Barat sebesar 4,31 persen (yoy)
Rapat Koordinasi Wilayah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tahun 2022 di Banjarmasin pada Selasa, 26 Juli 2022./Bank Indonesia
Rapat Koordinasi Wilayah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tahun 2022 di Banjarmasin pada Selasa, 26 Juli 2022./Bank Indonesia

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Kalimantan bersama Pemerintah Daerah setempat menyepakati sejumlah rencana pengendalian inflasi ke depan.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Ricky P Gozali menyatakan Rapat Koordinasi Wilayah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tahun 2022 sebagai agenda tahunan yang dilakukan oleh TPID Regional Kalimantan diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dan sinergi antar TPID di Kalimantan. 

“Seiring dengan perkembangan inflasi yang perlu mendapatkan perhatian, inflasi Kalimantan pada kuartal II/2022 tercatat sebesar 4,97 persen (yoy). Lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan 2022 yang sebesar 3,37% (yoy),” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/7/2022).

Secara spasial, inflasi tertinggi di Kalimantan terjadi di Kalimantan Tengah sebesar 6,40 persen (yoy) dan yang terendah di Kalimantan Barat sebesar 4,31 persen (yoy)

Dia melanjutkan, inflasi Kaltim pada kuartal II/2022 tercatat sebesar 4,38 persen (yoy) atau mengalami peningkatan setengah kali dari kuartal sebelumnya yaitu 2,86 persen (yoy).

Secara umum, inflasi tersebut utamanya bersumber dari peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok transportasi seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat,” katanya.

Dia menjelaskan, Rakorwil TPID se Kalimantan Tahun 2022 menghasilkan peta strategi pengendalian inflasi dalam jangka pendek, menengah, panjang yang akan dilaksanakan bersama.

Menurutnya, langkah konkret yang akan dilakukan dalam jangka pendek adalah melakukan operasi pasar atau pasar murah, pengembangan urban farming atau digital farming, mendorong gerakan konsumsi cabai dan bawang olahan, dan mendorong diversifikasi pangan lokal melalui konsumsi PAIALE (padi, jagung, kedelai).

Kemudian, beberapa inisiatif yang akan dilakukan dalam jangka menengah adalah pembentukan forum komunikasi distributor pangan strategis, melakukan manajemen pola tanam dan pengairan serta penguatan fungsi penyangga pasokan melalui peran BUMD.

Adapun, program jangka panjang  akan dilakukan pemanfaatan lahan tidur dan revitalisasi lahan eks tambang, replikasi tanam bibit untuk bawang dengan biaya yang lebih murah, serta penjajakan kerja sama dengan daerah lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper