Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Kalimantan Timur diharapkan bisa konsisten merambah pasar ekspor.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kaltim Muhammad Sa'duddin menyatakan saat ini pihaknya fokus pada peningkatan ekspor barang non migas non batu bara yang diharapkan naik, seperti sektor pertanian, dan pengolahan.
“Yang kami kejar itu yang punya dampak ke masyarakat, non batu bara kayak kerajinan, industri olahan dan hasil laut. [Artinya] dengan banyak ekspor, produksi akan naik juga,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (16/2/2023).
Dia menambahkan, eksportir yang berasal dari UMKM selalu dibina untuk memperbesar peluang pasar dengan mengikutsertakan ke dalam etalase atau pameran-pameran yang ada seperti trade expo tiap tahunnya oleh Kementerian Perdagangan dengan pembeli asal luar negeri.
“Yang punya potensi ekspor tinggi kami datangkan. Dari pembinaan administrasi kami melatih mereka, misalnya terkait kepabeanan seperti apa,” katanya.
Kendati demikian, dia menyebutkan ada beberapa kendala yang dihadapi, diantaranya yaitu komoditas Kaltim termasuk yang memiliki harga tinggi di pasaran.
Harga tersebut bisa diartikan menjadi penyebab UMKM belum berorientasi pasar, meskipun kerajinan asal Kaltim unik dan bagus. Selain itu, UMKM juga terkendala standarisasi yang dinilai memerlukan biaya besar.
Adapun, dia menuturkan bahwa Pemprov Kaltim siap membuat terobosan berupa pembangunan pabrik semacam rumah produksi bersama yang terintegrasi dalam hal pemenuhan standar.
“Nanti ada stempel halal dan SNI bersama yang sehingga outputnya itu terstandar. Perencanaan mulai tahun ini,” pungkasnya.