Bisnis.com, BALIKPAPAN — Perum Bulog Wilayah Kaltimra menjalankan program Bantuan Pangan (Bapang) untuk menekan kenaikan harga beras di pasar.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kaltimra, Amrullah, menyatakan Program Bapang ini merupakan program pemerintah yang memberikan beras subsidi sebanyak 10 kilogram per bulan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
“Jumlah KPM yang mendapatkan bantuan pangan di Kaltimra mencapai 156.776 keluarga, terdiri dari 125.338 keluarga di Kaltim dan 31.438 keluarga di Kaltara,” ujarnya, baru-baru ini.
Program Bapang ini sudah berjalan sejak Maret 2023 dan akan dilanjutkan pada September 2023. Rencananya, program ini akan berlangsung hingga Desember 2023.
Dia mengatakan, program Bapang ini merupakan salah satu upaya Bulog untuk membantu masyarakat yang terdampak oleh kenaikan harga beras akibat kemarau panjang.
“Awalnya penyaluran Bapang dilakukan pada Oktober, November, Desember, namun dimajukan ke September, Oktober dan November dan mudah-mudahan Desember ada lagi. Sekarang mulai persiapan dan koordinasi dengan pemda,” katanya.
Baca Juga
Amrullah menjelaskan, beras yang didistribusikan melalui program Bapang merupakan beras PSO (Pengadaan Sarana Operasional) dari pemerintah yang diimpor dari Thailand dan Vietnam. Beras tersebut memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan standar SNI.
Selain program Bapang, Bulog juga mengedarkan beras SPHP yang merupakan beras medium dengan harga tebus Rp10.250 per kilogram dan harga eceran tertinggi (HET) Rp11.500 per kilogram.
Harga ini masih lebih murah dibandingkan dengan harga beras medium di pasar yang mencapai Rp12.600 per kilogram, dan beras premium yang mencapai Rp15.000 per kilogram.
Dengan adanya beras SPHP dan Bapang ini, kata Amrullah, diharapkan masyarakat memiliki alternatif membeli beras dengan harga terjangkau. “Harapan paling tidak kita bisa mengimbangi kenaikan kenaikan beras. minimal punya alternatif masyarakat beli beras dengan harga murah,” katanya.
Amrullah juga menyebutkan bahwa realisasi penjualan beras SPHP melalui outlet Bulog (RPK) sudah mencapai 10.307 ton dari target setahun 14.849 ton atau sudah 70 persen.
Sementara itu, realisasi pengadaan beras lokal Kaltim hanya mencapai 314 ton dari target sekitar 1.700 ton, karena produksi menurun akibat El Nino.
“Di Kaltim sumber beras terdapat di Sebulu kabuapten Kukar dan Babulu kabupaten PPU, namun karena adanya El Nino produksinya menipis. Bahkan untuk mereka tidak cukup,” tuturnya.
Selain pengadaan beras PSO, Bulog juga membeli beras komersial atau premium dari Provinsi Sulsel dan Pulau Jawa dengan total kedua jenis beras tersebut mencapai 4.446 ton.
Dia menuturkan beras komersial ini dijual dengan harga Rp13.800 per kilogram atau masih lebih murah dari harga pasar yang mencapai Rp15.000 per kilogram.