Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Kasus DBD di Balikpapan, Wali Kota Imbau Masyarakat Waspada

Kota Balikpapan menghadapi ancaman serius dari penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang terus meningkat sejak bulan Juli 2023.
Ilustrasi-nyamuk demam berdarah/Foxnews
Ilustrasi-nyamuk demam berdarah/Foxnews

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Kota Balikpapan menghadapi ancaman serius dari penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang terus meningkat sejak bulan Juli 2023. 

Menurut data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, hingga September 2023, sudah ada 1.651 orang yang terjangkit DBD dengan empat di antaranya meninggal dunia. Semua korban meninggal adalah anak-anak.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengeluarkan surat edaran kepada seluruh instansi dan masyarakat untuk melakukan kerja bakti massal (KBM) dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai upaya pencegahan penyebaran DBD. 

Dia meminta, masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk Aedes aegypti, vektor penyebab DBD.

“Kasus mulai naik. Tentunya imbau dan informasi kepada masyarakat arti penting sehat dan kebersihan lingkungan untuk menjaga dari genangan termasuk edukasi DKK pemberian kelambu air,” ujarnya yang dikutip, Senin (18/9/2023).

Rahmad menambahkan, akan terus melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menangani masalah DBD di Balikpapan. 

Sementara itu, Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty menyebutkan bahwa dibandingkan tahun lalu, angka kasus DBD mengalami peningkatan. 

“Tahun lalu sudah 1.400, ini sudah melebihi pada tahun lalu pada bulan yang sama,” katanya.

Dia mengungkapkan bahwa terjadi pergeseran penyebaran kasus DBD yang justru mulai tinggi di wilayah kecamatan Balikpapan Selatan dan Kota. 

“Untuk penyebaran kasus terjadi pergeseran dari Kecamatan Balikpapan Selatan ke Utara dan Kecamatan Balikpapan Kota,” ungkap wanita yang akrab disapa Dio itu.

Menurut Dio, pergeseran ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat. 

Dia menyebutkan, DKK Balikpapan telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan penyebaran DBD, seperti fogging, surveilans epidemiologi, pengobatan gratis, dan penyuluhan kesehatan.

Namun, dia menekankan bahwa fogging bukanlah solusi utama dalam pemberantasan DBD, melainkan upaya terakhir jika sudah ada kasus positif. 

“Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak efektif membunuh jentik. Yang pertama itu 3M plus dan upaya-upaya masyarakat,” ujarnya.

Untuk mencegah perkembangan jentik nyamuk Aedes aegypti, DKK Balikpapan telah melakukan beberapa langkah, a.l menerapkan metode 3M plus (menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air serta menggunakan kelambu air) agar jentik tidak tumbuh kembang.

Kemudian, mendistribusikan larvasida (abate) ke puskesmas dan kader-kader kesehatan untuk ditaburkan ke tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, menanam tanaman lavender yang dapat mengusir nyamuk dengan aromanya dan Membuat ovitrap, yaitu perangkap telur nyamuk yang terdiri dari botol bekas berisi air dan kertas koran.

Selain itu, Dio menjelaskan DKK Balikpapan mendistribusikan 500 unit kelambu air dan meminta masyarakat/kader mandiri dengan membuat sendiri.  “Karena murah modal 14 ribu aja untuk satu kelambu air,” sebutnya.

Untuk stok abate, DKK Balikpapan memiliki 200 kg dan sudah mendistribusikan ke puskesmas lalu ke kader-kader.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper