Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit/Pembiayaan di Kaltim Tumbuh Positif, Ditopang Lima Sektor Ekonomi Utama

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit/pembiayaan di Kalimantan Timur tumbuh positif yang ditopang oleh lima sektor ekonomi utama.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, SAMARINDA –– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit/pembiayaan di Kalimantan Timur tumbuh positif yang ditopang oleh lima sektor ekonomi utama.

Kepala OJK Kalimantan Timur Made Yoga Sudharma menyatakan lima sektor ekonomi utama, yaitu perdagangan besar dan eceran, pertambangan dan penggalian, pemilikan peralatan rumah tangga lainnya (termasuk pinjaman multiguna), konstruksi, dan pertanian, perburuan dan kehutanan.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Timur, kredit/pembiayaan perbankan di sektor perdagangan besar dan eceran sektor ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,89% (YoY) dan 24,20% (YtD).

Kondisi ini menunjukkan betapa luar biasanya dorongan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terhadap pertumbuhan kredit di Kalimantan Timur.

“Hal ini sejalan dengan bangkit dan pulihnya kondisi kesehatan dan mobilitas masyarakat pasca pandemi Covid-19 yang membuat geliat perdagangan besar maupun eceran semakin baik,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (27/11/2023).

Sektor pertambangan dan penggalian mencatatkan pertumbuhan kredit/pembiayaan sebesar 8,05% (YoY), walaupun secara YtD mengalami penurunan sebesar -7,09%.

Kredit/pembiayaan sektor ini biasanya berupa kredit modal kerja dengan jatuh tempo kurang dari dua tahun dan telah jatuh tempo sebelum akhir tahun 2023.

Kemudian, sektor pemilikan peralatan rumah tangga lainnya (termasuk pinjaman multiguna) mencatatkan pertumbuhan kredit/pembiayaan sebesar 9,28% (YoY) dan 7,11% (YtD).

“Pulihnya kesehatan dan mobilitas masyarakat pasca pandemi masyarakat tentunya berimplikasi kepada daya beli masyarakat yang meningkat,” terang Made. 

Kredit/pembiayaan pada sektor konstruksi mencatatkan pertumbuhan kredit/pembiayaan sebesar 0,81% (YoY) dan mengalami penurunan sedikit sebesar -0,83% (YtD). 

Sektor ini cenderung diberikan kepada kontraktor-kontraktor pemerintah daerah yang tentunya sumber pembayarannya berasal dari APBD pemerintah kota masing-masing.

“Hal ini disebabkan, kredit pada sektor ekonomi ini cenderung diberikan pada semester I/2023 dengan penyelesaian pada triwulan III/2023, sehingga pada posisi Oktober 2023 kredit/pembiayaan sudah banyak yang diselesaikan oleh debitur,” terangnya.

Sementara itu, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan mengalami penurunan kredit/pembiayaan sebesar -7,14% (YoY) dan -18,47% (YtD).

“Penurunan ini disebabkan oleh penurunan harga Crude Palm Oil (CPO) dunia. Turunnya harga komoditas ini tentunya membuat petani sedikit menahan investasi baik berupa re-planting maupun peralatan (CAPEX) baru untuk menunggu stabilnya harga kelapa sawit terlebih dahulu,” katanya. 

Adapun, dia menuturkan bahwa biaya operasional (OPEX) yang tidak bisa diturunkan membuat petani harus menentukan prioritas dalam pengeluaran biaya dan kredit/pembiayaan yang dilakukan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper