Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Nilai ekspor Kalimantan Timur (Kaltim) pada kuartal pertama tahun 2024 diperkirakan mengalami perlambatan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Kepala Kantor Perwakilan BI Kalimantan Timur Budi Widihartanto mengatakan hal ini sesuai dengan pola musiman yang biasa terjadi pada awal tahun.
“Namun demikian, Bank Indonesia dan Pemerintah terus mendorong potensi-potensi ekspor non tambang dan produk hilirisasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/1/2024).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, nilai ekspor pada November 2023 mencapai US$2,18 miliar, naik 5,27% dari bulan Oktober 2023.
Kenaikan nilai ekspor terutama dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi dari negara-negara tujuan utama, seperti Malaysia, Filipina, dan India.
Sektor nonmigas masih mendominasi ekspor Kaltim dengan kontribusi sebesar 90,19% dengan komoditas utama yang diekspor adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani/nabati, dan bahan kimia anorganik.
Baca Juga
Untuk tahun 2024, Budi memproyeksikan komoditas ekspor Kaltim masih akan didominasi oleh komoditas tambang, seperti batu bara, migas, dan CPO.
Namun, BI juga mengharapkan adanya peningkatan ekspor dari sektor non tambang dan produk hilirisasi, yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Adapun, Budi menuturkan, salah satu upaya yang dilakukan oleh BI adalah memfasilitasi peningkatan kapasitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar dapat melakukan ekspor.
"Bank Indonesia memfasilitasi peningkatan kapasitas UMKM agar dapat melakukan ekspor melalui pelatihan, workshop, memfasilitasi business matching yang mempertemukan UMKM dan buyer internasional, serta mengikutsertakan UMKM binaan BI di event trade expo internasional," sebutnya.