Bisnis.com, PONTIANAK - Badan Pusat Statistik berencana mendata nilai ekspor minyak mentah kelapa sawit dari Kalimantan Barat menyusul mulai dikirimnya komoditas tersebut ke sejumlah negara khususnya Malaysia melalui Pintu Lintas Batas Negara.
Kepala BPS Kalbar Pitono mengatakan, pihaknya akan menjajaki dengan instansi terkait yakni Bea Cukai untuk menelusuri data-data seperti kuota yang diekspor oleh Kalbar melalui Pintu Lintas Batas Negara (PLBN).
"Kami akan cek lagi ekspor, kalau tidak salah itu Februari 2017 ini ya. Kalau tercatat ke BPS, mekanismenya dokumen ekspor dari Bea Cukai nanti disharing ke BPS," kata Pitono kepada Bisnis.com, Selasa (4/4/2017).
Pitono mengharapkan, pada rilis selanjutnya sudah bisa menyampaikan ke publik jumlah volume ekspor dan kontribusi produk domestik bruto regional bruto (PDRB) dari komoditas crude palm oil (CPO) untuk Kalbar.
Hingga Februari 2017, kata dia, CPO belum masuk dalam kategori golongan barang yang menjadi komoditas ekspor dari provinsi ini. Ada 10 golongan barang yang merupakan komoditas ekspor dari Kalbar yakni, karet dan turunannya, kayu dan turunannya, lemak dan minyak nabati.
Selanjutnya, buah-buahan, tembakau, sisa makanan, udang dan ikan, biji-bijian berminyak, perabot dan penerangan rumah. Peran semua komoditas ekspor tersebut menyumbang US$166,86 juta selama periode Januari-Februari 2017 atau meningkat sebesar US$98,78 juta dari periode yang sama senilai US$68,78 juta.
Baca Juga
Tiga komoditas ekspor Kalbar, lanjutnya, yang masih didominasi adalah karet dan barang dari karet berkontribusi sebesar 51,02%, bahan kimia anorganik sebesar 24,21% dan kayu barang dari kayu sebesar 15,68% dengan total 90,92% dari seluruh ekspor Kalbar.
"Volume karet berkontribusi senilai US$41,93 juta, bahan kimia anorganik sebesar US$151,19 juta dan kayu barang dari kayu menyumbang senilai US$24,77 juta," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, Kalbar pada Februari lalu sudah mengirim CPO ke Malaysia bulan lalu, melalui PLBN Badau, Kabupaten Kapuas Hulu. Informasi yang dihimpun Bisnis, ekspor perdana melalui jalur darat tersebut mencapai 470.000 ton.