Titik Panas di Kalbar Capai 617, Regu KPH Diperbanyak

Pemprov Kalimantan Barat mencatat hot spot per 14 Oktober 2017 sebanyak 617 titik. Angka tahun ini dinilai menurun drastis dibandingkan dengan tahun lalu yang 1.571 titik.
Anggota pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di lahan yang terbakar di Kalimantan Barat, pada Agustus tahun lalu./Antara-Jessica Helena Wuysang
Anggota pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di lahan yang terbakar di Kalimantan Barat, pada Agustus tahun lalu./Antara-Jessica Helena Wuysang

Kabar24.com, PONTIANAK - Pemprov Kalimantan Barat mencatat hot spot per 14 Oktober 2017 sebanyak 617 titik. Angka tahun ini dinilai menurun drastis dibandingkan dengan tahun lalu yang 1.571 titik.

Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sandjaya mengatakan titik panas tahun ini bahkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan 2015 yang mencapai 2.718 titik.

“Kuncinya tahun ini karena koordinasi yang baik dengan segala instansi mulai dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Dinas Kehutanan, BRG (Badan Restorasi Gambut). Selain kita Kalbar diuntungkan oleh intesitas hujan tinggi,” ujarnya kepada Bisnis pada Senin (17/10/2017).

Dia mengatakan Kalbar memang sangat serius untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) agar tidak membesar. Oleh karena itu, Kalbar langsung ditangani oleh Sekretaris Daerah Provinsi sebagai komandan satgas penanganan karhutla.

“Selain itu, kami telah mendeteksi desa-desa yang rawan karhutla dengan membenduk desa api di 174 desa. Seperti pengalaman sebelumnya, ada desa yang mengalami kekeringan dan angin kecang bisa masuk ke lahan sekitar desa tapi bisa ditangani,” ujarnya.

Perkuat Regu

Sementara itu Kasubdit Tenaga dan Sarana Prasarana Pengendalian Kahurtla KLHK Agus Haryanta mengatakan pembentukan 17 Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) di Kalbar dengan memperbanyak regu di KPH merupakan langkah strategis untuk mengatasi karhutla tidak meluas.

“KPH ini wajib membentuk regu-regu di bawah KPH. Satu regu ada 15 orang dan di Kalbar ada 17 KPH,” ujarnya.

Dia menjelaskan pembentukan KPH tidak lepas dari keterlibatan GIZ Forest and Climate Change Programme (Forclime) II Germany-Indonesia.

Direktur Program GIZ Forclime Georg Buchholz mengatakan kerja sama antara Indonesia dan Jerman salah satunya fokus terhadap bantuan pengelolaan hutan untuk mencegah karhutla.

“Kami melihat sudah banyak KPH-KPH di Kalbar dan sukses dalam mencegah kebakaran hutan. Program ini sampai 2020,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper