Bisnis.com, BALIKPAPAN - Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi (STT Migas) Balikpapan memastikan tumpahan minyak yang terbakar di perairan Teluk Balikpapan, Sabtu (31/3/2018) lalu bukanlah merupakan produk milik PT Pertamina.
Selang sehari setelah kasus tumpahan minyak terjadi, tim kampus mengambil sampel untuk diuji di laboratorium perminyakan milik mereka.
“Ini bisa masuk kategori industrial fuel oil (IFO) maupun marine fuel oil (MFO).Hasil penelitian kami dari uji lab diketahui sg sebesar 0.9515, pour point 35 derajat Celcius dengan flash point 230 derajad Fahrenheit,” jelas dosen STT Migas Balikpapan Subagyo kepada Bisnis, Senin (2/4/2018).
Dijelaskan, sampel yang diambil tergolong sebagai bukan crude oil atau minyak bumi. Adapun jenis bahan bakar, kata dosen Pengolahan Migas ini, tidak diproduksi oleh Pertamina RU V.
“Dugaan sementara bahan bakar ini berasal dari kapal yang beroperasi di Teluk Balikpapan,” jelasnya.
Terkait penyebab kebakaran yang terjadi di laut, dia mengindikasikan, kecil kemungkinan jika terbakar lantaran pengaruh paparan sinar matahari. Paparan panas matahari butuh kombinasi panas yang cukup dan akumulasi uap minyak dalam jumlah besar.
Baca Juga
Kepala LPPM STT Migas Balikpapan Karnila Willard menyebut hasil monitoring tim STT Migas di lapangan, ada dua titik tumpahan minyak yang masih berpotensi terbakar, yakni di belakang Hotel Aston dan Plaza Balikpapan.
Selain tim laboratorium, ada tim lapangan yang membantu membersihkan minyak yang masih tercecer di sepanjang garis pantai Balikpapan.
“Ini sebagai upaya mengurangi dampak pencemaran dari tumpahan minyak . Kandungan metal pada MFO sangat berbahaya bagi lingkungan. Masyarakat mesti waspada mengonsumsi ikan,” tambahnya.