Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batubara Tertekan, Kadin Kaltim Yakini Banyak Potensi Lainnya

Kamar Dagang dan Industri Provinsi Kalimantan Timur menilai untuk menggerakan perekonomian di Bumi Etam diperlukan terobosan sektor yang potensial
Batubara/Antara
Batubara/Antara

Bisnis.com, SAMARINDA- Kamar Dagang dan Industri Provinsi Kalimantan Timur menilai untuk menggerakan perekonomian di Bumi Etam diperlukan terobosan sektor yang potensial

Wakil Ketua Bidang Investasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Alexander Sumarno berpendapat saat ini perputaran usaha dan perekonomian Kaltim berada pada titik rendah sehingga memungkinkan untuk mencari sumber ekonomi yang masih potensial.

Dia menilai masih banyak sektor yang sangat potensial untuk mendorong perekonomian Kaltim. Sektor tersebut seperti perikanan, perternakan, pertanian, dan perkebunan.

"Masih banyak potensial seperti perikanan, tanaman holtikultura, perkebunan, ini luar biasa di sini," ujarnya kepada Bisnis.com.

Kendati demikian, untuk menggali dan berinvestasi pada sektor tersebut terkendala dengan infrastruktur yang ada saat ini.

Kadin berharap pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan oleh pemerintah memiliki daya dukung dan terintegrasi dengan kawasan industri yang ada di Kaltim.

"Pelaku kecil menengah enggak sanggup membiayai infrastrukturnya sendiri sekarang dengan kondisi keuangan yang semakin tipis sehingga kami berharap pemerintah untuk bangun infrastruktur. Kawasan industri untuk diberikan air bersih dan listrik yang memadai serta dibuka akses ke daerah," tutur Alex.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur Bidang Ekonomi dan Moneter Harry Aginta menuturkan perekonomian Kaltim sepanjang 2015 mengalami pertumbuhan yang negatif sebesar 0,85% lebih rendah dari tahun sebelumnya. Pada 2014, perekonomian Kaltim mengalami pertumbuhan sebesar 2,02%.

Melambatnya perekonomian Kaltim dikarena eksplosure ekonomi di Bumi Etam sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.

"Perekonomian global diperkirakan masih akan melambat salah satunya China yang pertumbuhannya kemarin 6,9% paling rendah dalam 25 tahun terakhir," katanya.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi China berimbas kondisi perekonomian Kaltim karena ekspor Kaltim ke negeri Tirai Bambu tersebut sangatlah besar untuk komoditas batu bara.

"Dengan ekonomi melambat dan permintaan yang menurun maka ekspor kita terkena dampak negatif. Ini yang paling dominan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kaltim yang negatif. Disamping juga harga batu bara yang melambat," terang Harry.

Faktor lainnya yang berpengaruh pada perekonomian Kaltim yakni sektor migas dimana adanya penurunan lifting migas di Kaltim.

"Dari interview kami kepada sejumlah perusahaan eksplorasi migas di Kaltim, ini adalah fenomena yang natural atau natural declaining diproduksi migas karena sumurnya semakin tua, tidak produktif dan minyak yang dihasilkan tidak seperti tahun sebelumnya," ucap Harry.

Untuk mencari sumur baru membutuhkan investasi yang tak sedikit sehingga tidak begitu banyak perusahaan yang melakukan eksplorasi sumur baru.

"Mereka memilih mengelola yang lama. Rerata natural declaining 10% per tahun tapi operator migas di Kaltim menahan 4% hingga 5% dengan cara berbagai teknologi dilakukan. Faktor ini yang juga menekan ekonomi Kaltim," ujarnya.

Pemprov Kaltim, tambah Harry, tengah melakukan transformasi ekonomi untuk mengubah struktur perekonomian di Bumi Etam.

Perubahan struktur perekonomian tersebut dari sektor sumber daya yang tidak terbarukan yaitu batubara dan migas ke sektor ekonomi terbarukan.

"Artinya batubaranya tetap diproduksi, tidak dihapus, dan dikelola sedemikian rupa menjadi terbarukan. Misalnya, batubara bisa untuk pembangkit listrik tidak langsung mentah dijual ke luar negeri tapi ya diolah buat nilai tambah Kaltim, listrik juga meningkat dan yang menikmati juga warga Kaltim," tuturnya.

Menurutnya, untuk mendorong perekonomian Kaltim juga diperlukan sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemprov Kaltim untuk kemudahan investasi dan penambahan infrastruktur.

"Harus ada prioritas bagi Kaltim dari Pemerintah Pusat, kalau tidak perekonomian Kaltim akan susah pulihnya," ujar Harry.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper