Bisnis.com, BALIKPAPAN — Kamar Dagang dan Industri Indonesia Kalimantan Timur berasumsi komoditas dari sektor perkebunan kelapa sawit yang berasal dari Malaysia akan banyak masuk ke dalam negeri seiring dengan diberlakukannya MEA.
Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kadin Kaltim Alexander Sumarno mengatakan, Malaysia lebih unggul dibandingkan dengan Indonesia dalam hal pengetahuan pengelolaan industri perkebunan kelapa sawit.
“Malaysia lebih unggul pada pengetahuan dan manajemennya. Kalau pekerjanya ya orang Indonesia juga yang kerja di sana,” tutur Alex kepada Bisnis, Minggu (13/3/2016).
Menurutnya, Malaysia lebih dulu mulai mengembangkan sektor perkebunan kelapa sawit sebagai peralihan dari sektor perkebunan karet.
Sementara Kaltim memulai peralihan dari sektor pertambangan batu bara beberapa tahun setelahnya.
Kendati demikian, dia menganggap saat ini pemberlakuan MEA belum terasa pada kondisi ekonomi di daerah.
Akibat perekonomian yang memang telah merosot secara bertahap sejak dua tahun silam, kegiatan bisnis pun terkena imbas.
“Kalau MEA diberlakukan beberapa tahun lalu, bisa jadi sekarang investor dan pedagang dari negara lain akan berbondong-bondong datang.
Tapi karena sekarang bisnis sedang lesu, jadi tidak begitu ramai dan belum terasa efeknya.”