Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Pembangunan Jembatan Melawai, INSA Kaltim Protes

Saat ini tingkat keterisian kendaraan yang diangkut oleh kapal ferry telah menurun seiring bertambahnya jumlah armada yang beroperasi sejak Februari 2016.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI
Bisnis.com, BALIKPAPAN — Indonesian National Ferry Owners Association Kaltim keberatan dengan rencana pembangunan Jembatan Melawai-Nipah Nipah, keberadaan jembatan itu dinilai akan mematikan bisnis kapal ferry secara perlahan.
 
Ketua Infa Kaltim Taufik Handriawan mengatakan, bila jembatan itu dibangun secara otomatis jumlah kapal yang melayani penyeberangan dari Balikpapan menuju Penajam dan sebaliknya, akan berkurang.
 
Seperti yang diberitakan, Jembatan Melawai-Nipah Nipah akan dibangun berupa tol laut dan menghubungkan Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
 
Biasanya, masyarakat Balikpapan yang ingin bepergian ke Penajam harus menyeberang dengan kapal ferry, klotok (kapal kayu) dan speed boat.
 
“Kalaupun ada perusahaan kapal yang mampu bertahan, biasanya pemilik modal besar atau milik pemerintah yang berkomitmen tetap melayani sekalipun tidak produktif. Sementara sisanya akan terseret arus kemajuan daerah,” tutur Taufik, Minggu (13/3/2016).
 
Kendati demikian, dia meyakini masih ada potensi yang bisa diangkut meskipun dalam volume yang lebih sedikit dan hanya untuk kendaraan tertentu.
 
Saat ini tingkat keterisian kendaraan yang diangkut oleh kapal ferry telah menurun seiring bertambahnya jumlah armada yang beroperasi sejak Februari 2016.
 
Dari 70% isian kendaraan dengan 12 armada, kini menurun menjadi 55% dengan 15 armada.
 
Penambahan armada ini pun hasil dari regulasi yang memberi kebebasan izin para pemilik kapal untuk beroperasi di lintasan mana pun, tanpa mempertimbangkan aspek kelangsungsan usaha pelaku.
 
Penurunan tingkat keterisian ini juga diperburuk dengan melemahnya ekonomi yang juga memberikan dampak.
 
Lebih jauh Taufik memproyeksikan, keberadaan jembatan penghubung dua daerah ini akan mengurangi jumlah armada kapal hingga tersisa hanya 50%. Dari 15 armada yang ada, diproyeksikan akan berkurang menjadi 8 unit.
 
“Seperti yang tercermin pada operasional Jembatan Suramadu, kapal penyeberangan sebelumnya ada 15 armada, dengan tingkat keterisian 80%. Sekarang hanya ada empat armada kapal dan tingkat isiannya hanya 20%.”
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nadya Kurnia
Editor : Yoseph Pencawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper