Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target 2 Juta Ekor Sapi, Pemprov Kaltim Akan Undang Investor

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan mengundang investor guna mencapai target 2 juta ekor sapi ada wilayah Bumi Etam pada 2018.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, SAMARINDA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan mengundang investor guna mencapai target 2 juta ekor sapi ada wilayah Bumi Etam pada 2018.

Kepala Dinas Perternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya mengatakan hingga saat ini, sapi yang ada di Kaltim mencapai 142.000 ekor sapi.

"Sekarang ada 142.000 ekor sapi, kami yakin akan tercapai target 2 juta ekor sapi hingga 2018," ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (19/3).

Pihaknya meyakini target 2 juta ekor sapi tersebut dapat tercapai dalam waktu dua tahun hingga 2018.

Dadang menuturkan hal itu dilakukan dengan cara mengundang para investor untuk berinvestasi pengadaan sapi.

Selain itu, juga mengajak pengusaha batubara dan perkebunan kelapa sawit untuk dapat berinvestasi ternak sapi.

"Sapi-sapi ini nantinya akan ditaruh di lahan tambang maupun kebun sawit. Ini pasti akan terwujud," katanya.

Selama ini, Pemprov Kaltim mengalami hambatan dalam pengadaan sapi yakni keterbatasan anggaran.

"Hambatan kedua itu sumber bibit sapi dari Australia yang target 10.000 itu tidak tercapai karena izin ke luarnya telat. Mudah-mudahan tahun ini bisa tercapai dan lebih cepat," tuturnya.

Tahun ini, lanjut Dadang, akan ada tambahan sebanyak 9.750 ekor sapi yang akan masuk ke Kaltim.

Kedatangan sapi Brahman Cross (BC) dari Australia merupakan bantuan Pemerintah Pusat dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) sebanyak 8.000 ekor, sedangkan 1.750 ekor lainnya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

"Kaltim baru menerima 2.000 sapi BC, sementara sisa sapi BC tidak dapat dikirimkan karena terkendala oleh waktu dan lama pengiriman. Sisa sapi yang tidak dapat dipenuhi oleh importir itu terpaksa harus dilelang ulang yang ditangani oleh Kementerian Pertanian," terang Dadang.

Pihaknya memperkirakan proses lelang pengadaan sapi BC itu akan tuntas April sehingga pada Juni 2016 dapat dilakukan proses pengiriman.

Nantinya, indukan sapi BC ini akan diberikan kepada 47 pelompok peternak yakni kelompok peternak di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser.

Sementara itu, untuk kondisi Rumah potong hewan (RPH) di Kalimantan Timur masih termasuk dalam kategori level 1 atau pelaksanaan pemotongan ternak sapi masih dilakukan di lantai.

"Halalisasi di RPH kita masih rendah atau masuk kategori level 1 karena pemotongan ternak dilakukan di lantai," ucap Dadang.

Dia menilai pemerintah terus mendorong dan menciptakan RPH yang memenuhi kaidah-kaidah aman sehat utuh halal (Asuh).

Oleh karena itu, Pemprov Kaltim melalui Dinas Perternakan melakukan kerjasama dengan Australia terutama dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) serta sarana dan prasarana RPH.

Namun, upaya tersebut terkendala sebab menjadi persyaratan adalah RPH kategori level 2 atau pemotongan ternak sapi tidak dilakukan di lantai.

Sementara itu, kondisi RPH di Kaltim masih level 1 yang akhirnya menjadi kendala kerjasama pemerintah dengan pihak Autralia.

"Saya berharap kerjasama semua stakeholder (pemangku kepentingan) untuk melakukan perbaikan pengelolaan RPH di masing-masing daerah. Pemotongan hewan di RPH di Kaltim hingga Desember 2015 mencapai 50.445 ekor. Terbanyak di dua kota yakni Samarinda sekitar 14.014 ekor dan Balikpapan 11.685 ekor," tutur Dadang.

Dalam kesempatan yang berbeda, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak opitimistis terhadap target pencapaian populasi 2 juta ekor sapi sejak pencanangan program tersebut 2013 lalu

"Saya tetap yakin dan optimis populasi sapi bisa tercapai hingga jumlah 2 juta ekor sapi," ujarnya.

Hal itu terlihat dari keseriusan pemerintah pusat dlaam memberikan dukungan berupa pengadaan indukan sapi BC dari Australia.

Sejumlah regulasi pun telah bersinergi antara pertumbuhan alami, impor sapi dan investasi sektor peternakan sehingga mampu mendongkrak populasi sapi dan berkontribusi pada perekonomian daerah.

"Pembangunan sektor peternakan perlahan menarik perhatian sejumlah investor dalam negeri untuk melakukan penjajakan kerja sama," kata Awang.

 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper