Bisnis.com, SAMARINDA- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur fokus pada kegiatan dan upaya pengentasan kemiskinan.
Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal HP mengatakan jumlah penduduk miskin di Kaltim pada Maret 2015 tercatat 212.890 orang, kemudian survei pada September turun menjadi 209.990 orang.
"Berarti dalam enam bulan berkurang 2.900 orang atau terjadi penurunan sekitar 0,13 persen," ujarnya seperti yang dikutip, Sabtu (23/4/2015).
Sementara itu, jumlah penduduk miskin di perkotaan pada Maret sebanyak 86.820 orang, namun hasil survei September turun menjadi 80.820 orang.
Dalam kurun enam bulan, lanjutnya, jumlah penduduk miskin di perkotaan berkurang sebanyak 6.000 orang.
Kendati demikian, pihaknya mengakui penduduk miskin di kawasan perdesaan justru mengalami kenaikan yakni, dari126.060 orang pada Maret menjadi 129.160 orang pada September atau terdapat pertambahan sebanyak 3.100 orang.
Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah untuk segera membuat kebijakan dan program yang lebih pro rakyat.
Dia menilai sudah saatnya pemerintah membuat banyak terobosan dan beralih mengembangkan sektor-sektor lain yang lebih potensial untuk membuka lapangan pekerjaan baru selain sektor pertambangan dan migas.
Hal itu dilakukan pemanfaatan sumber daya alam yang sifatnya renewable resources (dapat diperbaharui) yakni sektor agribisnis, selain terus berupaya menggalakkan peran koperasi dan UMKM.
"Pemprov terus membuka peluang penanaman modal, baik investasi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), selain mendukung kinerja UMKM dan koperasi," tutur Mukmin
Upaya lain yang dilakukan yakni dengan mendorong semakin banyaknya pelaku usaha atau wirausahawan baru yang penuh semangat dengan mengembangkan usaha yang inovatif, andal dan berkualitas.
Mukmin mengakui penanaman modal dan peluang dunia usaha yang bisa digarap UMKM dan koperasi masih terbuka lebar.
Apalagi ujarnya, Kaltim memiliki sumber daya alam (SDA) yang sangat besar selain hutan, tambang dan migas. Terdapat sektor agribisnis, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan, sektor perdagangan, jasa dan pariwisata.
"Dengan terbukanya lapangan kerja maka diharapkan akan mengurangi tingkat pengangguran dan jumlah penduduk miskin," kata Mukmin.