Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaltim Kedua Terbanyak Lokalisasi di Indonesia, Gubernur Awang: Mulai 1 Juni Semua Ditutup

Gubernur Provinsi Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan, pihaknya akan menutup semua lokalisasi yang ada di Kaltim.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters
Bisnis.com, SAMARINDA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menegaskan hingga tanggal 1 Juni 2016 tidak ada lagi lokalisasi.
 
Gubernur Provinsi Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan, pihaknya akan menutup semua lokalisasi yang ada di Kaltim.
 
"Nanti 1 Juni pas hari kelahiran Pancasila, kami akan menutup semua lokalisasi yang ada di Kaltim. Tidak ada lagi lokalisasi di sini," ujarnya dalam acara Coffee Morning di Lamin Etam, belum lama ini.
 
Awang menuturkan, pascapenutupan, wanita tuna susila (WTS) ini akan dipulangkan secara tertib ke daerah asal dengan biaya pemerintah daerah.
 
Sementara bagi WTS yang merupakan warga Kaltim akan lebih mudah diidentifikasi untuk selanjutnya diberikan pembinaan dan peningkatan kualitas diri melalui pelatihan-pelatihan keterampilan, seperti UMKM.
 
"Penutupan Dolly di Surabaya bisa menjadi contoh. Kami akan beri pelatihan dan peningkatan kualitas."
 
Kepala Dinas Sosial Provinsi Kaltim Siti Rusmalia Idrus menuturkan, pada 2017 telah dicanangkan Indonesia bebas anak Jalanan dan pada 2019 bebas lokalisasi.
 
Menurutnya, pelacuran dan perbuatan asusila masalah serius karena berdampak pada keselamatan dan kemakmuran masyarakat serta merusak jasmani dan rohani.
 
Kaltim merupakan ranking kedua sebagai wilayah yang terbanyak memiliki lokalisasi di Indonesia.
 
"Kaltim terdapat 22 lokalisasi prostitusi dengan jumlah WTS sebanyak 1.207 orang. Jumlah lokasi yang terdata sebanyak 16 lokasi dengan 308 orang atau seluruhnya terdata sejumlah 1.315 orang dengan total 1.515 orang."
 
Sebanyak 22 lokalisasi tersebut tersebar di wilayah Samarinda sebanyak 3 lokasi, 
Balikpapan 1, kabupaten Kutai Barat ada 7, Kutai Timur sebanyak 4, Kabupaten Berau 5 lokasi, dan terbanyak yakni 12 lokalisasi berada di Kabupaten Kutai Kartanegara.
 
"Masalah yang mendasar tumbuh lokalisasi ini karena berkembang aktivitas ekonomi di Kaltim karena keberadaan tambang dan batubara."
 
Selain itu, lokalisasi ini kerap dijadikan pundi-pundi suara saat Pilkada. Tak dipungkiri pula, banyak pemilik tempat lokalisasi yang sudah bersertifikat.
 
"Banyak masyarakat yang belum peka adanya dampak negatif lokalisasi ini. Kami serentak menutup lokalisasi di Kaltim paling lambat 1 Juni."
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper