Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Taklukkan' Tiga Negara dengan Sepeda, Dedy Dianggap Warga Brunei Fenomenal

Berawal dari hobi mengayuh sepeda gunung dan berlanjut melintasi kawasan perbukitan dengan pedal sepeda. Dedy Afandi (34) bersama rekannya Anselmus Renaldhy (31) berhasil menakluk perjalanan panjang 806 kilometer tiga negara, Indonesia-Malaysia-Brunei Darussalam.
Anselmus Renaldhy (depan) dan Dedy Afandi (belakang) saat mengunjungi Kampung Anyer di kota Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam. JIBI - Istimewa
Anselmus Renaldhy (depan) dan Dedy Afandi (belakang) saat mengunjungi Kampung Anyer di kota Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam. JIBI - Istimewa
Berawal dari hobi mengayuh sepeda gunung dan berlanjut melintasi kawasan perbukitan dengan pedal sepeda. Dedy Afandi (34) bersama rekannya Anselmus Renaldhy (31) berhasil menakluk perjalanan panjang 806 kilometer tiga negara, Indonesia-Malaysia-Brunei Darussalam.
 
Beragam kisah unik dan tak terduga dialami kedua sahabat ini. Mulai dari menerima buah sebagai asupan energi dari seorang anak kecil. Tidur di belantara hutan perkebunan kelapa sawit, hingga  harian internasional dari Brunei Darussalam yang menulis kisah ditulis perjalanan bersepeda mereka di tiga negara pulau Borneo.
 
Kepada Bisnis.com, Dedi berkisah memulai mengengkol sepeda, dari Badau, Kabupaten Putussibau melintasi garis batas Lubuk Antu, Serawak Serawak Malaysia.
 
Rutenya, Badau, Betong, Sarikei, Sibu, Tatau, Selangau, Bintulu, Batu Niah, Miri, Kelisai dan berakhir di Bandar Sri Begawan.
 
Rute yang panjang dan waktu tempuh yang lama membuat energi mudah terkuras. Perlu manajemen istirahat yang tepat, menurut Dedi, yakni tiga hari mengayuh sepeda dan satu hari istirahat.
 
“Lebih banyak nginap di tepi hutan, pantai, samping rumah warga. Se-sekali menginap di hotel supaya hemat,” kata dia, baru-baru ini kepada Bisnis.
 
Sementara saat menginap di alam terbuka, keduanya harus minta izin terlebih dahulu kepada warga sekitar, sebelum membuka tenda. Dengan izin juga, ada jaminan perlindungan dari hal yang tidak diinginkan.
 
Mau tidak mau, karena memilih menginap di alam terbuka maka mereka pun harus membawa perlengkapan masak seperti panci, kompor gas kaleng, kuali. Bahan-bahan untuk masak, bawang merah dan putih, beras, telur dan sayur buncis.
 
Perjalanan panjang itu tentu bukan tanpa rintangan. Ban pecah sempat dialami oleh Anselmus karena panasnya suhu aspal. Tetapi, kekhawatiran ban pecah milik rekannya, sudah diantisipasi dengan membawa cadangan ban.
 
Namun, pecah ban tidak menyurutkan semangat mereka menikmati sensasi bersepeda di negeri serumpun Melayu. Ada beragam kebudayaan baru serta pemandangan hutan yang menarik dari sudut pandang bersepeda.
 
Mereka juga merasakan keramahtamahan warga Malaysia dan Brunei Darussalam terhadap para turis seperti mereka. Bahkan, aksi bersepeda yang dilakukan Dedy dan Aldy dianggap sesuatu fenomenal bagi warga Brunei Darussalam.
 
“Mereka bilang, kami orang Asia yang touring bersepeda. Biasanya orang Eropa senang bersepeda (menyusuri Malaysia-Brune). Lalu, karena kami orang Asia, kami diwawancarai wartawan, ini di luar ekspektasi.”
 
Dalam setahun ke depan mereka berencana dan merasa tertantang untuk melintasi kawasan perbatasan Malaysia dan Thailand, mulai dari ibu kota Kuala Lumpur hingga Bangkok.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper