Bisnis.com, PONTIANAK – Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, Pemkot Pontianak memiliki anggaran dari kantong APBD dalam menerapkan berbagai strategi untuk mengendalikan inflasi di kota ini.
“Dana itu memang tidak besar, tidak sampai (20%) dari total APBD. Dengan dana itu dalam rangka mengendalikan bahan pangan seperti melakukan stok cadangan bahan pangan,” kata Edi kepada Bisnis, belum lama ini.
Dia menjelaskan, Pemkot rutin melakukan inspeksi ke gudang-gudang penyimpanan komoditas pokok seperti gula, beras dan sayur-sayuran untuk memastikan bahan-bahan pokok tersebut tersedia hingga dijual di pasar tradisional.
Adapun strategi lain adalah pemkot membuat display harga di setiap pasar-pasar tradisional di Kota Pontianak. Komoditas-komoditas pokok seperti beras, gula, bawang merah dan bawah putih, sayur-sayuran terpampang di display atau videotron.
Menurutnya, cara itu dinilai ampuh untuk menekan harga bahan pangan karena memudahkan konsumen mengetahui masing-masing harga komoditas dan memperkecil peluang pedagang dan pengecer berspekulasi dengan harga komoditas yang dijualnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar Adhinanto Cahyono mengatakan, pada Agustus 2016 ini Kota Pontianak diminta tetap memantau stok dan harga bahan pangan di gudang pasar utama dan minta kepada masyarakat berbelanja secara wajar.
“Pontianak pada bulan lalu mengalami inflasi hingga 0,87% disebabkan kenaikan harga pada komoditas tiket angkutan udara, daging ayam ras, dan biaya sekolah menengah pertama.”