Bisnis.com, JAKARTA – Greenpeace memperlihatkan analisa peta Kepo Hutan miliknya yang mengungkapkan banyak kebakaran terjadi di konsesi perkebunan sama dengan lokasi kebakaran tahun lalu.
Dari keterangan pers yang diterima Bisnis, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Yuyun Indradi menyebutkan, kebakaran hutan kembali terjadi dan lebih dari 3.000 titik panas terpantau selama Agustus 2016.
Adapun titik panas terpantau berjumlah 3.324 titik sejak 1-27 Agustus 2016 yang cenderung mengalami peningkatan dari 186 titik panas pada pekan terakhir Juli, 446 titik panas pada pekan pertama Agustus 2016, 777 titik panas pada pekan berikutnya dan tertinggi 1.494 pada pekan ketiga.
“Polusi akibat asap kebakaran di Kota Bengkalis, Provinsi Riau telah mencapai tingkat sangat tidak sehat dan indeks pencemaran udara di Singapura pada Malaysia telah melayangkan surat protes resmi ke Indonesia,” kata Yuyun, Rabu (31/8/2016).
Analisa peta kepo hutan Greenpeace mengungkapkan banyak kebakaran terjadi di konsesi perkebunan milik industri yang sama dengan kebakaran tahun lalu.
Menurutnya, bencana tersebut terjadi berulang kali karena perusahaan mengabaikan peringatan pemerintah sejak November 2015 lalu dan untuk segera menyekat kanal-kanal agar gambut kembali basah dan tidak mudah terbakar.
“Seperti jarum jam kebakaran kembali terjadi, perusahaan lebih tertarik memamerkan pemadaman dengan bom air padahal sebenarnya kebakaran tersebut bisa dicegah dengan membasahi kembali gambut yang telah mereka keringkan untuk perkebunan kelapa sawit, kertas dan pulp,” ucapnya.
Greenpeace, kata dia, minta peta konsesi dalam format shapefile tidak dirahasiakan supaya publik bisa mengakses peta yang menunjukkan siapa yang bertanggung jawab atas api yang terpantau di lahan yang sangat penting.
Dari Peta Kepo Hutan dari Greenpeace terdapat tools untuk mengetahui 10 peringkat teratas lokasi titik panas di Kabupaten dan konsesi perusahaan serta habitat orangutan dan harimau.
Dengan analyze tool cukup mudah yaitu, pilih fires kemudian customize report, publik bisa memilih hasil analisis berdasarkan Island (s) atau Province (s). Publik juga bisa menentukan periode waktu analisis dari 1 Januari 2013 sampai sekarang.
Setelah selesai melakukan customize report dengan mengklik pada generate report maka akan muncul hasil analisis pada laman yang baru dibrowser.