Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Okupansi Hotel di Bumi Etam Belum Membaik

Sekretaris Jendral Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Kalimantan Timur M Zulkifli mengatakan, kondisi industri perhotelan di Kaltim masih melesu.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, SAMARINDA — Okupansi atau tingkat hunian kamar di Provinsi Kalimantan Timur diperkirakan akan sama seperti tahun lalu akibat perekonomian Bumi Etam belum pulih.

Sekretaris Jendral Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Kalimantan Timur M Zulkifli mengatakan, kondisi industri perhotelan di Kaltim masih melesu.

Pasalnya, belum pulihnya perekonomian dan terjadinya defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim tentu berdampak pada industri perhotelan.

“Kondisi ekonomi Kaltim kan belum pulih ditambah lagi dengan defisit pada APBD jadi ini berdampak pada okupansi hotel di Kaltim. Tahun ini kira-kira okupasi akan sama seperti tahun lalu di 50%,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (10/11/2016).

Saat ekonomi Kaltim berjaya dengan komoditi tambang dan batubaranya, tingkat okupasi hotel di Kaltim dapat mencapai 70%. Kini, sepanjang tahun lalu, tingkat hunian kamar di Provinsi Kaltim hanya sekitar 45% hingga 50%.

Lebih lanjut dia menerangkan, saat ini yang paling terkena dampak dari kondisi ekonomi Kaltim yang melesu ini yakni hotel berbintang satu dan non bintang.

Pasalnya, tak ada fasilitas tambahan lainnya seperti restoran, kolam renang, ruang meeting, dan sebagainya yang dapat ditawarkan kepada para tamu.

“Saat ini tamu yang datang menginap umumnya ke hotel yang memiliki fasilitas seperti kolam renang, hiburan musik dan lain sebagainya sehingga yang terkena dampak hotel bintang 1 dan non bintang,” tutur Zulkifli.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim M. Habibullah mengatakan, hingga bulan September 2016, okupasi hotel berbintang di Kaltim sebesar 50,43%.

“Hal ini berarti dari rata-rata jumlah kamar hotel berbintang di Kalimantan
Timur terjual/terpakai sebanyak 50,43% dari seluruh kamar yang tersedia,” ucapnya.

Tingkat hunian kamar tersebut mengalami kenaikan 0,25% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni Agustus yang mencapai 50,18%.

“Tapi bila dibandingkan dengan September 2015, terjadi penurunan okupasi sebesar 5,25 poin,” katanya.

Dia menambahkan, apabila dilihat dari klasifikasinya, pada bulan September 2016 hotel berbintang 3 mengalami okupansi tertinggi yaitu mencapai 53,50%, dan  terendah pada hotel berbintang 1 sebesar 28,6%.

“Hotel berbintang lainnya masing-masing diantaranya hotel berbintang 2 sebesar 51,09%, hotel berbintang 4 sebesar 53,31%, dan hotel berbintang 5 tercatat sebesar 40,74%,” ujar Habibullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper