Bisnis.com, PONTIANAK – Kalimantan Barat berharap investor yang bergerak di sektor energi mau menanamkan modalnya membangun pembangkit listrik.
Terutama di wilayah perbatasan untuk membantu pemerintah provinsi menerangi seluruh wilayah ini karena kekurangan dana.
Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sandjaya mengatakan, hal itu saat menghadiri kegiatan Kalimantan Utara Investment Forum 2017, awal Maret lalu yang berlangsung di Jakarta. Ajang ini, dinilainya, tepat untuk memperkenalkan dan mempromosikan Kalbar kepada investor swasta.
“Kalbar memiliki garis wilayah perbatasan yang cukup panjang dan memiliki sumber daya alam energi yang berlimpah seperti sungai. Ini perlu dana yang besar untuk membangun listrik maka perlu campur tangan dari para investor,” kata Christiandy dari rilis yang diterima Bisnis, Senin (13/3/2017).
Kegiatan KIF 2017 adalah event promosi potensi wilayah yang diselenggarakan provinsi termuda di Kalimantan itu bersama tim Pro Jokowi (Projo) dengan menghadirkan investor dari berbagai macam sektor usaha baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kalbar memiliki 5 kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia yakni, Kapuas Hulu, Sintang, Sanggau, Bengkayang dan Sambas.
Selain itu, wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan pulau-pulau di laut Natuna dan Selat Karimata.
Dalam dokumen Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMP) Kalbar 2007-2027 yang diperoleh Bisnis, provinsi ini mendorong sejumlah kabupaten yang krisis listrik.
Pemerintah menilai, kemampuan dana membangun pembangkit listrik belum memadai padahal Kalbar memiliki sumber energi dari gambut, biogas, biomassa, energi matahari dan arus laut.