Bisnis.com, BALIKPAPAN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan kembali menggelar Program Sekolah Peduli Inflasi, dengan target mengubah pola konsumsi masyarakat.
Melalui program itu, bank sentral berharap agar masyarakat tidak lagi bergantung pada pasokan pasar, khususnya untuk komoditas yang bisa dibudidayakan sendiri.
Salah satu komoditas yang menjadi sasaran budidaya adalah cabai. Bank sentral memulai dengan perkenalan penanaman cabai secara mandiri di kalangan siswa-siswa sekolah.
"Sampai saat ini cabai masih menjadi salah satu komoditas utama penyebab inflasi, permintaannya tidak sebanding dengan pasokan di pasar," jelas Humas Kpwk Bank Indonesia Balikpapan Andi Palupi, Minggu (19/3/2017).
Dia mengatakan program serupa SPI telah dijalankan sejak 2012, dengan sasaran para ibu rumah tangga. Kemudian bank sentral memperluas sasaran hingga ke sekolah-sekolah mulai 2015.
Bank sentral berharap anak-anak sekolah dapat berperan sebagai agen perubahan dan menularkan kebiasaan menanam cabai kepada lingkungan sekitarnya.
Andi mengatakan pada program tahun ini, bank sentral melanjutkan pembagian sarana produksi cabai, menggelar pelatihan produksi cabai, pelatihan kewirausahaan, dan pendampingan budidaya cabai kepada 30 sekolah/pesantren di Balikpapan dan Penajam.
Untuk pelatihan kewirausahaan, bank sentral akan memberikan pengenalan SIAPIK (Sistem Administrasi Pencatatan Keuangan Melalui Android).
"Target sekolah SPI tahun ini adalah 20 SMP, 5 pondok pesantren di Balikpapan, dan 5 SMA/SMK di Penajam. Selain itu, sasaran budidaya cabai juga kami perluas, sebanyak 11.000 bibit cabai akan kami bagikan ke jajaran Kodim dan Pangkalan TNI AL," tutup Andi.