Bisnis.com, PONTIANAK – Seorang musisi asal Kota Surabaya, Jawa Timur, Eddy Prastyo berharap kelak remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB Pontianak memiliki sikap hidup yang lebih baik di tengah masyarakat setelah mengenal musik.
Eddy mengutarakan, instrumen musik adalah salah satu alat paling efektif mencairkan sifat ‘dingin’, temperamental atau emosi berlebihan bagi seorang manusia terutama anak-anak di Lapas tersebut.
Berkat ajakan dari kelompok rohani Katolik, selama 5 hari dia mengajar bermain gitar, organ, drum bahkan memperbaiki alat-alat musik yang rusak.
Kehadiran Eddy di lapas itu disambut positif . Justru kehadirannya, menurut Eddy, diterima dengan baik.
“Saya di sana, berkat ajakan kelompok rohani Katolik, Chapter Santo Dominikus Dominikan Awam Pontianak,” kata Eddy kepada Bisnis, baru-baru ini.
Eddy menilai, tidak semua remaja yang mestinya duduk di bangku sekolah menengah pertama dan atas itu bisa bermain alat musik. Ada satu dan dua anak yang memiliki kemampuan dasar dan menyukai bermain gitar.
Baca Juga
Tetapi, kata dia, tidak sekadar mereka bisa memetik senar gitar, memukul senar drum dan menekan tuts-tuts organ saja pada kemudian hari.
Perlahan dan pasti apabila mereka diajarkan terus menerus dan tahu memainkan melodi jenis-jenis lagu alhasil tujuannya adalah tumbuh sesuatu rasa kemanusiaan di dalam pikiran dan hati mereka.
Saat pertama kali bertemu mereka, Eddy kaget terhadap pandangan antusias mereka yang ingin bermain musik. Pengalaman menarik, lanjutnya, kala hendak memulainya, ternyata gitar lisrik dan bas rusak.
“Di sana, lapas punya alat-alat musik tetapi tidak dimainkan, jadi karatan dan rusak. Saat mulai memperbaiki, tidak perlu disuruh sudah ada yang mencari tang untuk memperbaiki gitar. Mereka antusias ya,” tuturnya.
Kendati, menurutnya, ini adalah kali pertama bersama anak-anak lapas melatih mereka memainkan alat musik, jauh sebelumnya dia sudah bersama para remaja termajinalkan di Surabaya mengenalkan mereka pada alat-alat musik.
Bersama komunitasnya bernama Ndog Fem, Eddy rutin bertemu kelompok-kelompok remaja di Surabaya dari hanya sekadar bersenda gurau hingga mengajak mereka bermain alat musik bersama-sama.